Masa kecil memang tak berbatas. Segala hal bisa dilakukan
tanpa banyak pertimbangan. Aku masih mengingat dengan jelas kenakalan luar
biasa itu. Dulu sering ada pemulung yang berkeliaran di sekitar rumah untuk
memungut beberapa barang yang bisa dirongsokan. Dengan intensitas yang tak
sedikit, hingga aku pun kenal beberapa dari mereka. Umurnya tak jauh denganku,
kalau waktu itu aku menginjak kelas 4 SD, mungkin mereka kelas 5 atau 6 SD. Mendengar
cerita yang menarik dari mereka, aku tertarik untuk ikutan memulung. Mulai hari
itu, diam-diam tanpa sepengetahuan bapak dan ibu, aku mengumpulkan beberapa
barang yang bisa dirongsokan. Aku belajar ini dari pemulung-pemulung kecil itu,
bahkan hingga harga barang tiap kilonya.
Penjahat Kecil :P |
Pada awalnya aku hanya mengumpulkan beberapa barang yang ada
disekitar rumah. Namun lama-lama aku tertarik juga untuk ikut dengan mereka
keliling beberapa tempat untuk memulung. Dengan berbekal sebuah karung, setelah
pulang sekolah, aku menunggu mereka untuk ikut berkeliling. Menyusuri beberapa
tempat pembuangangan yang ada, mengais-ngais mencari barang-barang yang bisa
dirongsokan. Kotor, berat, dan sangat melelahkan. Tapi saat itu aku sangat
menikmati pekerjaan itu. Hihihihi..
Saat sudah sedikit berpengalaman, aku mengajak teman
sekelasku untuk ikut mulung juga, dan dia pun tertarik dengan cerita yang aku
berikan. Mulai saat itu aku memiliki partner yang baru dan kami mencari
jalur-jalur baru agar tak bertabrakan dengan rombongan yang sebelumnya aku ikut
bersama mereka. Bersama kawanku yang satu ini, kami berbagi hasil, melebur uang
hasil memulung, dan membagi dua sama rata.
Waktu itu, ada
beberapa barang yang harga jualnya cukup tinggi tiap kilonya, tapi aku
lupa tepatnya berapa. Dan tembaga masuk kedalam salah satu daftar barang-barang
yang memiliki nilai jual yang tinggi tiap kilonya.
Suatu hari sepulang sekolah disebuah taman yang tak jauh
dari rumah sedang di parkir sebuah mobil bak tua milik tetangga yang sering
digunakan untuk mengangkut pasir. Saat itu
aku sedang bermain di taman itu untuk memetik beberapa buah jambu bersama
temanku. Kami memakannya diatas mobil bak itu. Sedikit usil, aku mencoba
membuka pintu mobil, dan ternyata saat itu pintu mobilnya tidak terkunci. Aku pun
main didalam mobil itu layaknya seorang driver. Hehehe..
Aku meliat-liat semua yang ada didalam mobil bak itu, karena
mobil tua, dibagian bawah dideket rem, kupling dll, menjuntai banyak kabel yang
mengganggu pandangan. Jeng.. jeng.. jeng.. Kabel..?? Saat itu pikiran jahat
tiba-tiba saja merasuk. Kabel = tembaga. Anda tau kan apa yang aku pikirkan..??
Yuuuup.. tanpa pikir panjang, aku bergegas pulang mengambil sebuah gunting. Ini
adalah kejahatan kami waktu itu. Dengan lugunya, kami memotong kabel-kabel itu
dan membawanya pulang. Kami bakar untuk mengambil tembaga yang ada didalamnya. Masih
sangat jelas dalam ingatan saya, waktu itu hasil penjualan tembaga hasil dari
kejahatan kami adalah tujuh ribu tiga ratus rupiah. Luar biasa sekali bukan..?
Beberapa hari setelah itu, sepulang sekolah, aku melihat
mobil bak itu sedang didorong oleh beberapa orang karena sang pemilik merasa
kesulitan dalam menyalakan mobilnya, singkatnya mobil itu mogok. Bagaimana tidak,
kabel-kabel penghubungnya kami potong dan bawa pulang. Hehehe.. waktu itu
rasanya kepengin ketawa, tapi ada rasa takut juga, takut ketahuan. Aku menceritakan
hal ini kepada seorang teman yang lain yang juga akrab denganku.
Pemilik mobil bak tua itu adalah pemilik toko kelontong
dimana aku sering membeli wafer favoritku saat itu, wafer tango rasa vanilla. Waktu
itu harganya masih tiga ratus lima puluh rupiah lho. Hehehe..
Suatu siang, dengan begitu girang aku lari dari rumah ke
toko kelontong itu untuk membeli wafer tango rasa vanilla. Sesampainya, ditempat
itu juga, disaat ada beberapa pembeli yang lain juga, dengan memasang wajah
angkara murka, aku dimaraih besar-besaran oleh pemilik toko. Beeeeh.. kringat
dingin mengucur deras, kaki beergetar sendiri karena merasakan ketakutan yang
luar biasa.
*teman dekat yang aku critakan mengenai hal ini lapor kepada pemilik toko atas perbuatanku :(
*teman dekat yang aku critakan mengenai hal ini lapor kepada pemilik toko atas perbuatanku :(
Hampir sekitar setengah jam lebih aku berdiri kaku mendengar omelan
dari pemilik toko, yang juga pemilik mobil bak yang aku potongin kabel-kabelnya
untuk dirongsokan. Beruntung saat itu eyang datang untuk membeli lombok, aku
menggunakan kesempatan itu untuk kabur dari tempat itu.
Setelah itu hari itu, beberapa hari aku tak berangkat sekolah karena
takut untuk keluar rumah, takut bertemu dengan pemilik toko. Aku merasakan
dunia saat itu begitu sempit. Terkurung didalam rumah karena sebuah kesalahan
yang diperbuat.
Pengalaman itu menancapkan satu logika baru didalam otaku saat itu yang masih aku simpan hingga hari ini.
Bahwa,
Mencuri = Kena Marah BESAR, Keringat Dingin, Gemetar, dan Ketakutan.
No More..!! No More..!! NO MORE..!!!
Otak kita di desian untuk mencari nikmat dan menghindari
sengsara. Saat bertemu dengan sengsara yang luar biasa terhadap suatu kejadian,
kita akan cenderung untuk selalu menghindarinya karena telah terprogram secara
otomatis dalam otak kita bahwa suatu kejadian mengandung bahaya.
Pengalaman memang guru yang paling berharga.
Akan menjadi sebuah keuntungan ketika kita bertemu dengan pengalaman
buruk akan perbuatan buruk sehingga kita tak mengulangnya lagi. Namun akan menjadi
sedikit masalah ketika itu adalah perbuatan baik seperti mengejar mimpi namun
bertemu dengan pengalaman yang buruk. Hal ini lah yang membuat kebanyakan orang
berhenti ditengah jalan atau memilih tak kembali sama sekali dan mengambil
jalur lain yang berbeda atas mimpi-mimpi sebelumnya.
Trauma, itu bahasa sederhananya. Orang yang menurutku keren
adalah orang yang mampu menaklukan trauma dan kembali meraih mimpi-mimpi
baiknya setelah sebelumnya menderita ketakutan yang teramat atas perjalanan
dalam meraih mimpi-mimpinya itu.
“Otak kita di desian untuk mencari nikmat dan menghindari sengsara.”
Semoga bisa mengambil hal-hal positif dari formula sederhana
diatas sehingga kita mampu menjadi pribadi yang keren yang bisa menaklukan
segala ketakutan dalam meraih hal-hal baik yang kita impikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar