Sabtu, 14 Juli 2012

Bahan Bakar

Pengertian














Bahan bakar adalah bahan yang apabila dibakar dapat meneruskan proses pembakaran tersebut dengan sendirinya, disertai  dengan pengeluaran panas.

  
Jenis Bahan Bakar
Bahan bakar fosil, seperti : batubara, minyak bumi, dan gas bumi.
Bahan bakar nuklir, seperti : uranium dan plutonium. Pada bahan bakar nuklir, panas diperoleh dari hasil reaksi rantai penguraian atom-atom melalui peristiwa radioaktif.
Bahan bakar lain, seperti : sisa tumbuh-tumbuhan (biomass), minyak nabati (straight vegetable oil), minyak hewani, biofuel/biodiesel.

Komposisi Bahan Bakar
Bahan bakar umumnya tersusun dari unsur-unsur :
·         C (karbon),
·         H (hidrogen),
·         O (oksigen),
·         N (nitrogen),
·         S (belerang),
·         Abu, dll
Unsur-unsur ini dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
Combustible matter  adalah unsur-unsur yang jika terbakar akan menghasilkan panas, unsur-unsur kimia tersebut yaitu, C, H dan S.
Non-combustible matter  adalah unsur-unsur lain yang terkandung dalam bahan bakar namun tidak dapat terbakar, unsur-unsur tersebut yaitu O, N, bahan mineral atau abu dan air

Sifat-sifat Bahan Bakar
a.       Nilai Kalor (Heating Value)
Nilai bakar adalah panas yang dihasilkan oleh pembakaran sempurna  kilogram atau satu satuan berat bahan bakar padat atau cair atau satu meter kubik atau satu satuan volume bahan bakar gas, pada keadaan standard.
Nilai bakar atas atau “gross heating value” atau “higher heating value” (HHV) adalah panas yang dihasilkan oleh pembakaran sempurna satu satuan berat bahan bakar padat atau cair, atau satu satuan volume bahan bakar gas, pada tekanan tetap, suhu 25 oC, apabila semua air yang mula-mula berwujud cair setelah pembakaran mengembun menjadi cair kembali.
Nilai bakar bawah atau “net heating value” atau “lower heating value” (LHV) adalah panas yang besarnya sama dengan nilai panas atas dikurangi panas yang diperlukan oleh air yang terkandung dalam bahan bakar dan air yang terbentuk dari pembakaran bahan bakar 

b.      Kadar Air di dalam Bahan Bakar (water content)
Air yang terkandung dalam bahan bakar padat terdiri dari :
·         Kandungan air internal atau air kristal, yaitu air yang terikat secara kimiawi.
·         Kandungan air eksternal, yaitu air yang menempel pada permukaan bahan dan  terikat secara fisis.
Air dalam bahan bakar cair merupakan air eksternal, air tersebut berperan sebagai pengganggu. Air dalam bahan bakar gas merupakan uap air yang bercampur dengan bahan bakar tersebut. Air yang terkandung dalam bahan bakar menyebabkan penurunan mutu bahan bakar karena :
·         menurunkan nilai bakar dan memerlukan sejumlah panas untuk penguapan,
·         menurunkan titik nyala,
·         memperlambat proses pembakaran,
·         menambah volume gas buang. 

c.       Titik Nyala (Flash Temperature)
Titik nyala adalah temperatur terendah di mana uap-uap yang terbentuk dari suatu bahan bakar dapat terbakar apabila diberi sumber panas tanpa bahan tersebut sendiri terbakar (terbakar sesaat).

d.      Titik Bakar (Combustion / fire point temperature)
Titik bakar adalah temperatur di mana bahan yang dinyalakan akan terbakar terus menerus apabila diberi sumber panas (biasanya kira-kira 30 – 40 °C lebih tinggi dari titik nyala).

e.      Titik Sulut (Auto Ignition temperature)
Apabila campuran bahan bakar dimasukkan kedalam ruang bakar dan secara bertahap dipanasi, maka akan terbakar dengan sendirinya pada suhu tertentu, suhu ini disebut “self ignition temperature “ atau titik sulut. Titik sulut adalah suhu terendah di mana bahan dapat terbakar dengan sendirinya. Biasanya "temperatur operasi" lebih rendah dari titik sulut suatu bahan yang mudah terbakar . Contoh : gas alam sekitar 595 ÂșC.


Bahan bakar
   Flash point oC
Autoignition  oC
Methan
-188
537
Ethan
-135
472
Propan
-104
470
Butan
-60
365
n-Oktan
10
206
I - Oktan
-12
418
n-Cetan
135
205
Methanol
11
385
Ethanol
12
365


f.        Viskositas
Viskositas merupakan sifat  bahan bakar (fuel oil) yang sangat penting yaitu memungkinkan bahan bakar tersebut dapat dipompakan  atau tidak (pumpable) dan mudah dinyalakan atau tidak (flamable).
 
g.       Sulfur content
Di dalam bahan bakar terdapat  sulfur yang ikut bereaksi pada proses pembakaran dengan reaksi sebagai berikut :
S   +  O2             --->                      SO2
2 SO2 + O2           --->                     2 SO3
Selanjutnya SO2 dan SO3  bereaksi dengan uap air (H2O) yang berasal dari udara pembakaran maupun dari bahan bakarnya sendiri, dengan reaksi sebagai berikut :
SO2 +  H2O       --->                     H2SO3  
2 SO2 + O2          --->                      2 SO3
Hasil reaksi tersebut di atas terikut dalam flue gas hasil pembakaran sehingga mempunyai sifat korosi asam. Namun tingkat korosi flue gas tersebut tergantung dari :
·         Konsentrasi SO3 dan H2O
·         Temperatur  flue gas di stack, selalu dijaga lebih tinggi dari dew point

2 komentar:

  1. mas mau tanya untuk penulisan rumus kimia di atas atau rumus matematika di entri blog itu caranya gmana ya..???

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waktu itu saya kopas aja dari word kok ke bagian entry yang buat nulis.

      Hapus