Kamis, 28 Juni 2012

Deaerator


Deaerasi adalah perlakuan terhadap air untuk menghilangkan gas-gas yang larut dalam air. Adapun gas-gas yang larut dalam air adalah : 

·         Oksigen ( O2 )
·         Karbondioksida ( CO2 )
·         Hidrogen ( H2S ) 

Pengaruh gas CO2 dalam air dapat menyebabkan air bersifat asam. Bila gas ini terkandung dalam air, maka air menjadi korosif terhadap pipa yang akan membentuk besi karbonat yang larut. Didalam air yang terkandung 2-50 ppm CO2, air bersifat korosif. Gas yang mempercepat korosi adalah oksigen, korosif yang terjadi mengakibatkan lubang-lubang. Untuk menghilangkan gas-gas terlarut seperti oksigen, dapat didilakukan dengan cara mekanis atau kimiawi.

Metode deaerasi ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu : 

1.       Metode deaerasi dengan sisitem pemanasan
Proses deaerasi pemanasan adalah proses pemisahan yang dilakukan dengan menggunakan peralatan mekanik yang telah dirancang sedemikian rupa yang digunakan untuk proses kerja sesuai dengan yang diinginkan. Prinsip dasar dari deaerasi dengan sisitem pemanasan adalah apabila temperature dinaikkan pada air maka kelarutan dari gas-gas akan berkurang atau turun. Jadi syarat-syarat terjadinya deaerasi secara maksimal itu sangat tergantung pada temperature. Jika temperature tidak sesuai dengan yang seharusnya, maka deaerasi tersebut tidak berjalan baik. 

2.       Metode deaerasi dengan system penambahan zat kimia ( perlakuan kimia )
Deaerasi dengan system penambahan zat kimia adalah dengan cara memasukkan larutan kimia kedalam air.

Pengenalan Deaerator
Deaerator adalah alat yang bekerja untuk membuang gas-gas yang terkandung dalam air ketel, sesudah melalui proses pemurnian air ( water treatment ). Selain itu deaerator juga berfungsi sebagai pemanas awal air pengisian ketel sebelum dimasukkan kedalam boiler. Deaerator bekerja berdasarkan sifat dari oksigen yang kelarutannya pada air akan berkurang dengan adanya kenaikan suhu. Pengenalan deaerator dapat dilihat pada gambar berikut.

Deaerator


 Alat deaerator ini terdiri dari dua drum dimana drum yang lebih kecil merupakan tempat pemanasan pendahuluan dan pembuangan gas-gas dari bahan air ketel, sedangkan drum yang lebih besar adalah merupakan tempat penampungan bahan air ketel yang jatuh dari drum yang lebih kecil di atasnya. Pada drum yang lebih kecil terdapat spray nozzle yang berfungsi untuk menyemprot bahan air ketel menjadi butiran-butiran air halus agar proses pemanasan dan pembuangan gas-gas dari bahan air ketel lebih sempurna. Juga pada drum yang lebih kecil disediakan satu saluran vent agar gas-gas dapat terbuang ( bersama steam ) ke atmosfer.

Unsur utama dalam menentukan keberhasilan dari proses ini adalah kontak fisik antara bahan air ketel dengan panas yang diberikan oleh uap. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada proses deaerator adalah :

·         Jumlah aliran air kondensat
·         Jumlah aliran bahan air ketel
·         Tekanan dalam deaerator
·         Level air dalam deaerator

Jika deaerator tidak dapat bekerja dengan baik, dapat berpengaruh buruk terhadap sistem air umpan, sistem kondensat, dan juga akan menaikkan pemakaian bahan kimia. Untuk mencapai efisiensi deaerator yang baik ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu : 

·         Pertahankan suhu dan tekanan yang setinggi mungkin sesuai dengan rancangan
·         Pastikan steam / uap keluar / venting dari deaerator bahwa oksigen dan gas-gas yang tidak terkondensasi ikut keluar
·         Lakukan inspeksi bagian dalam deaerator untuk memastikan semua komponen tidak mengalami kerusakan

Bagian-Bagian Utama Deaerator
Untuk menunjang kerja deaerator, maka pada deaerator tersebut perlu dilengkapi dengan instrumen pengkuran, yang berguna untuk me-monitoring operasi atau kerja dari deaerator itu sendiri. Gambar dibawah ini menunjukan tentang bagian-bagian utama dari deaerator dan beberapa instrumen pengukuran yang melengkapinya.

Komponen Deaerator


Jenis-Jenis Deaerator
Adapun jenis-jenis deaerator yang sering dijumpai adalah : 

a.       Deaerator type Spray
Deaerator ini digunakan apabila air umpan perlu dipanaskan lebih dahulu dengan mempergunakan uap sebagai pemanas. Seperti gambar II.3 dibawah ini, uap yang masuk kedalam deaerator aliran memecahkan air menjadi serpihan-serpihan kecil yang mengakibatkan gas-gas yang larut dalam air dipaksa keluar sehingga konsentrasi oksigen dalam air turun.

Deaerator type Spray


b.      Deaerator type Vakum
Mekanisme kerja deaerator vakum adalah gas-gas yang larut dalam air dihilangkan dengan mempergunakan ejector uap atau atau dengan pompa vakum, untuk memperoleh vakum yang diperlukan, mekanisme deaerator vakum dapat dilihat pada gambar II.4 berikut. Besarnya vakum tergantung pada suhu air, akan tetapi biasanya 730 mmHg.

Deaerator type Vakum


c.       Deaerator type Tray
Pada deaerator tipe tray seperti yang terlihat pada gambar II.5 dibawah, memaksimalkan sekat-sekat ( Tray ) sebagai media untuk memperbesar ruang jatuh dari pada air sehingga molekul-molekul air akan saling terpisah satu dengan yang lainnya, jadi tray pada deaerator jenis ini adalah untuk memaksa molekul air untuk menyebar sehingga mempermudah pelepasan udara.

Deaerator type Tray

Rabu, 27 Juni 2012

Gaya Thermophoresis


Thermophoresis adalah fenomena pergerakan partikel dalam suatu aliran fluida yang tersebar pada suatu sistem yang diakibatkan oleh perbedaan temperatur dalam sistem tersebut. Pertikel bergerak dari zona temperatur panas menuju zona temperatur rendah. Hal ini disebabkan oleh adanya transfer momentum dari lingkungan sekitar ke partikel melalui media panas. Pergerakan partikel dalam sistem itu bergerak menuju daerah-daerah yang memiliki temperatur lebih rendah. Jika terdapat gradien temperatur didalam suatu volume udara maka partikel cenderung akan bergerak ke tempat yang lebih dingin (Sippola, 2002). Perbedaan temperatur akan menyebabkan terbentuknya perbedaan momentum pada partikel yang menempati region di dalam sistem volume kontrol. 

Lingkungan sekitar partikel diasumsikan dalam kondisi diam tanpa adanya gerakan udara dan tidak ada gaya-gaya lain yang bekerja pada partikel. 

Gaya thermophoresis memiliki aplikasi dalam berbagai bidang diantaranya untuk aerosol thermal precipitator, pembuatan serat optik, pembersihan gas, safety pada reaktor nuklir, proses pembuatan semiconductor dan perlindungan permukaan benda dari deposisi partikel. 

Beberap gaya menyebabkan pergerakan partikel, tetapi gaya thermophoresis mempunyai pengaruh yang dominan pada pergerakan partikel yang berukuran 0.01 µm ≤ dp ≤ 1 µm. Diluar ukuran tersebut maka gaya thermophoresis tidak dominan mempengaruhi pergerakan partikel, melainkan gaya lainnya. 

Gaya Thermophoresis yang melewati pelat horizontal


Persamaan dasar gaya thermophoresis adalah sesuai dengan yang dirumuskan oleh Talbott, yaitu :





Dimana, Kn = Knudsen number = 2λ/Dp
 λ = jarak tempuh partikel
K = k/kp, dimana k adalah konduktivitas thermal fluida k =(15/4) µR
Kp adalah konduktivitas thermal partikel
Cs = 1.17
Ct = 2.18
Cm = 1.14
T = temperatur lokal fluida
µ = viskositas fluida

Persamaan Talbott didasarkan atas asumsi partikel berbentuk bola dengan fluida gas ideal.


Refrigrasi Termoakustik


Termoakustik (thermoacoustics) adalah suatu bidang yang berhubungan dengan fenomena fisis, di mana perbedaan suhu dapat membangkitkan gelombang bunyi, dan sebaliknya gelombang bunyi dapat menghasilkan perbedaan suhu. Suatu gelombang bunyi (akustik) di dalam gas biasanya hanya dipandang sebagai osilasi-osilasi tekanan dan gerak, padahal osilasi suhu juga selalu terjadi. Bila bunyi merambat dalam kanal-kanal kecil, maka kalor yang berosilasi juga akan mengalir ke dan dari dinding-dinding kanal. 

Gabungan semua osilasi ini akan menghasilkan fenomena atau efek termoakustik.
Fenomena atau efek ini kemudian dapat dimanfaatkan sebagai salahsatu mekanisme refrigerasi.
Pada umumnya kita mengenal sistem refrigerasi konvensional dengan kompresi mekanik dari kompresor. Akan tetapi, termoakustik menggunakan gelombang akustik yang mengalami resonansi sebagai media pengompresi dan pengekspansi.

Awal mula ditemukannya Termoakustik

Fenomena termoakustik sendiri sebenarnya telah ditemukan sejak lama. Salah satu bentuk fenomena ini adalah terciptanya gelombang suara akibat adanya gradien temperatur, yang telah ditemukan lebih dari dua abad yang lalu. Penjelasan mengenai fenomena ini pertama kali diungkapkan pada tahun 1887 oleh Rayleigh pada “Theory of Sound”. Rayleigh menjelaskan proses produksi osilasi sebagai berikut:

Bila sejumlah kalor dilepaskan ke udara saat terjadi kondensasi (kompresi), atau diserap saat terjadi evaporasi (ekspansi), akan terjadi vibrasi pada partikel-partikel udara.

Proses kebalikannya, yaitu perbedaan temperatur yang dihasilkan dari osilasi akustik, merupakan suatu fenomena yang masih terbilang baru. Proses ini umum disebut proses refrigerasi termoakustik. Penjelasan secara kuantitatif baru ditemukan tahun 1969 oleh Rott.

Komponen penyusun refrigerasi termoakustik?

Sistem refrigerasi termoakustik ini disusun oleh:
1.       Loudspeaker dan amplifier sebagai sumber gelombang akustik
2.       Tabung resonansi, dengan jenis terbuka-tertutup, yaitu terbuka pada salahsatu ujung, dan tertutup pada ujung yang lain.
3.       Stack. Stack merupakan komponen yang sangat vital pada sistem ini. Fungsinya mirip seperti kompresor pada sistem refrigerasi biasa. Pada stack inilah, terjadi kompresi dan ekspansi partikel udara akibat gelombang akustik yang beresonansi.
4.       Heat exchanger sebagai medium penyalur panas ke objek atau ke lingkungan. Ada dua jenis heat exchanger yang digunakan. Yang pertama adalah hot heat exchanger yang fungsinya sama dengan kondenser, yaitu membuang kalor dari partikel udara ke lingkungan. Yang kedua adalah cold heat exchanger dengan fungsi seperti evaporator, yaitu mengambil kalor dari objek yang ingin didinginkan.
5.       Partikel udara sebagai medium kalor internal sistem.

Cara kerja sistem Refrigrasi Termoakustik



Terdapat 4 langkiah dalam refrigerasi termoakustik

·         Tahap pertama merupakan tahap ketika terjadi kompresi pada partikel gas yang diiringi dengan peningkatan temperatur. Proses ini terjadi saat partikel gas berosilasi ke hot heat exchanger.
 
·         Tahap kedua yaitu ketika partikel melepaskan kalor di hot heat exchanger. Kalor tersebut dibuang ke lingkungan. 

·         Tahap ketiga adalah ekspansi pada partikel gas ketika partikel gas berosilasi ke cold heat exchanger. Pada saat yang bersamaan terjadi juga penurunan temperatur. 

·         Tahap yang terakhir yaitu saat partikel gas menerima kalor dari objek melalui cold heat exchanger. 

Dua dari empat tahap tersebut bersifat reversibel adiabatis (tahap 1 dan tahap 3). Dua tahap lainnya bersifat irreversible adiabatis.


Senin, 25 Juni 2012

Yang Aku Tahu, Allah Bersamaku


aku percaya
maka aku akan melihat keajaiban
iman adalah mata yang terbuka
mendahului datangnya cahaya


“Aku”.

Jawaban Musa itu terkesan tak tawadhu’. Ketika seorang di antara Bani Israil bertanya siapakah yang paling ‘alim di muka bumi, Musa menjawab, “Aku”. Tapi oleh sebab jawaban inilah di Surat Al Kahfi membentang 23 ayat, mengisahkan pelajaran yang harus dijalani Musa kemudian. Uniknya di dalam senarai ayat-ayat itu terselip satu lagi kalimat Musa yang tak tawadhu’. “Kau akan mendapatiku, insyaallah, sebagai seorang yang sabar.” Ini ada di ayat yang keenampuluh sembilan.

Di mana letak angkuhnya? Bandingkan struktur bahasa Musa, begitu para musfassir mencatat, dengan kalimat Isma’il putra Nabi Ibrahim. Saat mengungkapkan pendapatnya pada sang ayah jikakah dia akan disembelih, Isma’il berkata, “Engkau akan mendapatiku, insyaallah, termasuk orang-orang yang sabar.”
Tampak bahwa Isma’il memandang dirinya sebagai bagian kecil dari orang-orang yang dikarunia kesabaran. Tapi Musa, menjanjikan kesabaran atas nama pribadinya. Dan sayangnya lagi, dalam kisahnya di Surat Al Kahfi, ia tak sesabar itu. Musa kesulitan untuk bersabar seperti yang ia janjikan. Sekira duapuluh abad kemudian, dalam rekaman Al Bukhari dan Muslim, Muhammad Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda tentang kisah perjalanan itu, “Andai Musa lebih bersabar, mungkin kita akan mendapat lebih banyak pelajaran.”

​Wallaahu A’lam. Mungkin memang seharusnya begitulah karakter Musa, ‘Alaihis Salaam. Kurang tawadhu’ dan tak begitu penyabar. Sebab, yang dihadapinya adalah orang yang paling angkuh dan menindas di muka bumi. Bahkan mungkin sepanjang sejarah. Namanya Fir’aun. Sangat tidak sesuai menghadapi orang seperti Fir’aun dengan kerendahan hati dan kesabaran selautan. Maka Musa adalah Musa. Seorang yang Allah pilih untuk menjadi utusannya bagi Fir’aun yang sombong berlimpah justa. Dan sekaligus, memimpin Bani Israil yang keras kepala.

​Hari itu, setelah ucapannya yang jumawa, Musa menerima perintah untuk berjalan mencari titik pertemuan dua lautan. Musa berangkat dikawani Yusya ibn Nun yang kelak menggantikannya memimpin trah Ya’qub. Suatu waktu, Yusya melihat lauk ikan yang mereka kemas dalam bekal meloncat mencari jalan kembali ke lautan. Awalnya, Yusya lupa memberitahu Musa. Mereka baru kembali ke tempat itu setelah Musa menanyakan bekal akibat deraan letih dan lapar yang menggeliang dalam usus.

​Di sanalah mereka bertemu dengan seseorang yang Allah sebut sebagai, “Hamba di antara hamba-hamba Kami yang kamu anugerahi rahmat dari arsa Kami, dan Kami ajarkan padanya ilmu dari sisi Kami.” Padanyalah Musa berguru. Memohon diajar sebagian dari apa yang telah Allah fahamkan kepada Sang Guru. Nama Sang Guru tak pernah tersebut dalam Al Quran. Dari hadits dan tafsir lah kita berkenalan dengan Khidzir.

​Kita telah akrab dengan kisah ini. Ada kontrak belajar di antara keduanya. “Engkau akan mendapatiku sebagai seorang yang sabar. Dan aku takkan mendurhakaimu dalam perkara apapun!”, janji Musa. “Jangan kau bertanya sebelum dijelaskan kepadamu”, pesan Khidzir. Dan dalam perjalanan menyejarah itu, Musa tak mampu menahan derasnya tanya dan keberatan atas tiga perilaku Khidzir. Perusakan perahu, pembunuhan seorang pemuda, dan penolakan atas permohonan jamuan yang berakhir dengan kerja berat menegakkan dinding yang nyaris rubuh.

Tanpa minta imbalan.

​Alhamdulillah, kita belajar banyak dari kisah-kisah itu. Kita belajar bahwa dalam hidup ini, pilihan-pilihan tak selalu mudah. Sementara kita harus tetap memilih. Seperti para nelayan pemilik kapal. Kapal yang bagus akan direbut raja zhalim. Tapi sedikit cacat justru menyelamatkannya. Sesuatu yang ‘sempurna’ terkadang mengundang bahaya. Justru saat tak utuh, suatu milik tetap bisa kita rengkuh. Ada tertulis dalam kaidah fiqh, “Maa laa tudraku kulluhu, fa laa tutraku kulluh.. Apa yang tak bisa didapatkan sepenuhnya, jangan ditinggalkan semuanya.”

Kita juga belajar bahwa ‘membunuh’ bibit kerusakan ketika dia baru berkecambah adalah pilihan bijaksana. Dalam beberapa hal seringkali ada manfaat diraih sekaligus kerusakan yang meniscaya. Padanya, sebuah tindakan didahulukan untuk mencegah bahaya. Ada tertulis dalam kaidah fiqh, “Dar’ul mafaasid muqaddamun ‘alaa jalbil mashaalih.. Mencegah kerusakan didahulukan atas meraih kemashlahatan.”
Dan dari Khidzir kita belajar untuk ikhlas. Untuk tak selalu menghubungkan kebaikan yang kita lakukan, dengan hajat-hajat diri yang sifatnya sesaat. Untuk selalu mengingat urusan kita dengan Allah, dan biarkanlah tiap diri bertanggungjawab padaNya. Selalu kita ingat Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Sultan yang dimakan fitnah memenjarakan dan menyiksanya. Tapi ketika bayang-bayang kehancuran menderak dari Timur, justru Ibnu Taimiyah yang dipanggil Sultan untuk maju memimpin ke garis depan. Berdarah-darah ia hadapi air bah serbuan Tartar yang bagai awan gelap mendahului fajar hendak menyapu Damaskus.

Ketika musuh terhalau, penjara kota dan siksa menantinya kembali. Saat ditanya mengapa rela, ia berkata, “Adapun urusanku adalah berjihad untuk kehormatan agama Allah serta kaum muslimin. Dan kezhaliman Sultan adalah urusannya dengan Allah.”

Iman dan Keajaiban yang Mengejutkan

​Subhanallah, alangkah lebih banyak lagi ‘ibrah yang bisa digali dari kisah Musa dan Khidzir. Berlapis-lapis. Ratusan. Lebih. Tapi mari sejenak berhenti di sini. Mari picingkan mata hati ke arah kisah. Mari seksamai cerita ini dari langkah tertatih kita di jalan cinta para pejuang. Mari bertanya pada jiwa, di jalan cinta para pejuang siapakah yang lebih dekat ke hati untuk diteladani?

Musa. Bukan gurunya.

Ya. Karena di akhir kisah Sang Guru mengaku, “Wa maa fa’altuhuu min amrii.. Apa yang aku lakukan bukanlah perkaraku, bukanlah keinginanku.” Khidzir ‘hanyalah’ guru yang dihadirkan Allah untuk Musa di penggal kecil kehidupannya. Kepada Khidzir, Allah berikan semua pemahaman secara utuh dan lengkap tentang jalinan pelajaran yang harus ia uraikan pada Rasul agung pilihanNya, Musa ‘Alaihis Salaam. Begitu lengkapnya petunjuk operasional dalam tiap tindakan Khidzir itu menjadikannya sekedar sebagai ‘operator lapangan’ yang mirip malaikat. Segala yang ia lakukan bukanlah perkaranya. Bukan keinginannya.
Beberapa orang yang menyebut diri Sufi mengklaim, inilah Khidzir yang lebih utama daripada Musa. Khidzir menguasai ilmu hakikat sedang Musa baru sampai di taraf syari’at. Maka seorang yang telah disingkapkan baginya hakikat, seperti Khidzir, terbebas dari aturan-aturan syari’at. Apa yang terlintas di hati menjadi sumber hukum yang dengannya mereka menghalalkan dan mengharamkan. Ia boleh merusak milik orang. Ia boleh membunuh. Ia melakukan hal-hal yang dalam tafsir orang awwam menyimpang, dan dalam pandangan syari’at merupakan sebuah pelanggaran berat.

Imam Al Qurthubi sebagaimana dikutip Ibnu Hajar Al ‘Asqalani dalam Fathul Barii, membantah tofsar-tafsir ini. Pertama, tidak ada tindakan Khidzir yang menyalahi syari’at. Telah kita baca awal-awal bahwa semua tindakannya pun kelak bersesuaian dengan kaidah fiqh. Bahkan dalam soal membunuh pun, Khidzir tidak melanggar syari’at karena ia diberi ilmu oleh Allah untuk mencegah kemunkaran dengan tangannya. Alangkah jauh tugas mulia Khidzir dengan apa yang dilakukan para Sufi nyleneh semisal meminum khamr, lalu pengikutnya berkata, “Begitu masuk mulut, khamr-nya berubah menjadi air!”

Tidak sama!

Kedua, setinggi-tinggi derajat Khidzir menurut jumhur ‘ulama adalah Nabi di antara Nabi-nabi Bani Israil. Sementara Musa adalah Naqib-nya para Naqib, Nabi terbesar yang ditunjuk memimpin Bani Israil, seorang Rasul yang berbicara langsung dengan Allah, mengemban risalah Taurat, dan bahkan masuk dalam jajaran istimewa Rasul Ulul ‘Azmi bersama Nuh, Ibrahim, ‘Isa, dan Muhammad.

Maka Musa jauh lebih utama daripada Khidzir.

“Hai Musa, sesungguhnya Aku telah melebihkan engkau dari antara manusia, untuk membawa risalahKu dan untuk berbicara secara langsung denganKu.” (Al A’raaf 144)

Ketiga, Allah memerintahkan kita meneladani para Rasul yang kisah mereka dalam Al Quran ditujukan untuk menguatkan jiwa kita dalam meniti jalan cinta para pejuang. Para Rasul itu, utamanya Rasul-rasul Ulul ‘Azmi menjadi mungkin kita teladani karena mereka memiliki sifat-sifat manusiawi. Mereka tak seperti malaikat. Juga bukan manusia setengah dewa. Mereka bertindak melakukan tugas-tugas yang luar biasa beratnya dalam keterbatasannya sebagai seorang manusia.

Justru keagungan para Rasul itu terletak pada kemampuan mereka menyikapi perintah yang belum tersingkap hikmahnya dengan iman. Dengan iman. Dengan iman. Berbeda dengan Khidzir yang diberitahu skenario dari awal hingga akhir atas apa yang harus dia lakukan –ketika mengajar Musa-, para Rasul seringkali tak tahu apa yang akan mereka hadapi atau terima sesudah perintah dijalani. Mereka tak pernah tahu apa yang menanti di hadapan.

Yang mereka tahu hanyalah, bahwa Allah bersama mereka.

Nuh yang bersipayah membuat kapal di puncak bukit tentu saja harus menahan geram ketika dia ditertawai, diganggu, dan dirusuh oleh kaumnya. Tetapi, sesudah hampir 500 tahun mengemban risalah dengan pengikut yang nyaris tak bertambah, Nuh berkata dengan bijak, dengan cinta, “Kelak kami akan menertawai kalian sebagaimana kalian kini menertawai kami.”

Ya. Nuh belum tahu bahwa kemudian banjir akan tumpah. Tercurah dari celah langit, terpancar dari rekah bumi. Air meluap dari tungkunya orang membuat roti dan mengepung setinggi gunung. Nuh belum tahu. Yang ia tahu adalah ia diperintahkan membina kapalnya. Yang ia tahu adalah ketika dia laksanakan perintah Rabbnya, maka Allah bersamanya. Dan alangkah cukup itu baginya. ‘Alaihis Salaam..

Ibrahim yang bermimpi, dia juga tak pernah tahu apa yang akan terjadi saat ia benar-benar menyembelih putera tercinta. Anak itu, yang lama dirindukannya, yang dia nanti dengan harap dan mata gerimis di tiap doa, tiba-tiba dititahkan untuk dipisahkan dari dirinya. Dulu ketika lahir dia dipisah dengan ditinggal di lembah Bakkah yang tak bertanaman, tak berhewan, tak bertuan. Kini Isma’il harus dibunuh. Bukan oleh orang lain. Tapi oleh tangannya sendiri.

Dibaringkanlah sang putera yang pasrah dalam taqwa. Dan ayah mana yang sanggup membuka mata ketika harus mengayau leher sang putera dengan pisau? Ayah mana yang sanggup mengalirkan darah di bawah kepala yang biasa dibelainya sambil tetap menatap wajah? Tidak. Ibrahim terpejam. Dan ia melakukannya! Ia melakukannya meski belum tahu bahwa seekor domba besar akan menggantikan sang korban. Yang diketahuinya saat itu bahwa dia diperintah Tuhannya. Yang ia tahu adalah ketika dia laksanakan perintah Rabbnya, maka Allah bersamanya. Dan alangkah cukup itu baginya. ‘Alaihis Salaam..

Musa juga menemui jalan buntu, terantuk Laut Merah dalam kejaran Fir’aun. Bani Israil yang dipimpinnya sudah riuh tercekam panik. “Kita pasti tersusul! Kita pasti tersusul!”, kata mereka. “Tidak!”, seru Musa. “Sekali-kali tidak akan tersusul! Sesungguhnya Rabbku bersamaku, dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku.” Petunjuk itupun datang. Musa diperintahkan memukulkan tongkatnya ke laut. Nalar tanpa iman berkata, “Apa gunanya? Lebih baik dipukulkan ke kepala Fir’aun!” Ya, bahkan Musa pun belum tahu bahwa lautan akan terbelah kemudian. Yang dia tahu Allah bersamanya. Dan itu cukup baginya. ‘Alaihis Salaam..

Merekalah para guru sejati. Yang kisahnya membuat punggung kita tegak, dada kita lapang, dan hati berseri-seri. Yang keteguhannya memancar menerangi. Yang keagungannya lahir dari iman yang kukuh, bergerun mengatasi gejolak hati dan nafsu diri. Di jalan cinta para pejuang, iman melahirkan keajaiban. Lalu keajaiban menguatkan iman. Semua itu terasa lebih indah karena terjadi dalam kejutan-kejutan. Yang kita tahu hanyalah, “Allah bersamaku, Dia akan memberi petunjuk kepadaku.”

Nuh belum tahu bahwa banjir nantinya tumpah
ketika di gunung ia menggalang kapal dan ditertawai
Ibrahim belum tahu bahwa akan tercawis domba
ketika pisau nyaris memapas buah hatinya


Musa belum tahu bahwa lautan kan terbelah
saat ia diperintah memukulkan tongkat
di Badar Muhammad berdoa, bahunya terguncang isak
“Andai pasukan ini kalah, Kau takkan lagi disembah!”
dan kitapun belajar, alangkah agungnya iman


By : Salim A. Fillah

Karena Ukuran Kita Tak Sama



seperti sepatu yang kita pakai, tiap kaki memiliki ukurannya
memaksakan tapal kecil untuk telapak besar akan menyakiti
memaksakan sepatu besar untuk tapal kecil merepotkan
kaki-kaki yang nyaman dalam sepatunya akan berbaris rapi-rapi

Seorang lelaki tinggi besar berlari-lari di tengah padang. Siang itu, mentari seakan didekatkan hingga sejengkal. Pasir membara, ranting-ranting menyala dalam tiupan angin yang keras dan panas. Dan lelaki itu masih berlari-lari. Lelaki itu menutupi wajah dari pasir yang beterbangan dengan surbannya, mengejar dan menggiring seekor anak unta.

Di padang gembalaan tak jauh darinya, berdiri sebuah dangau pribadi berjendela. Sang pemilik, ’Utsman ibn ‘Affan, sedang beristirahat sambil melantun Al Quran, dengan menyanding air sejuk dan buah-buahan. Ketika melihat lelaki nan berlari-lari itu dan mengenalnya,

“Masya Allah” ’Utsman berseru, ”Bukankah itu Amirul Mukminin?!” 

Ya, lelaki tinggi besar itu adalah ‘Umar ibn Al Khaththab. 

”Ya Amirul Mukminin!” teriak ‘Utsman sekuat tenaga dari pintu dangaunya,

“Apa yang kau lakukan tengah angin ganas ini? Masuklah kemari!” 

Dinding dangau di samping Utsman berderak keras diterpa angin yang deras. 

”Seekor unta zakat terpisah dari kawanannya. Aku takut Allah akan menanyakannya padaku. Aku akan menangkapnya. Masuklah hai ‘Utsman!” ’Umar berteriak dari kejauhan. Suaranya bersiponggang menggema memenuhi lembah dan bukit di sekalian padang. 

“Masuklah kemari!” seru ‘Utsman,“Akan kusuruh pembantuku menangkapnya untukmu!”.

”Tidak!”, balas ‘Umar, “Masuklah ‘Utsman! Masuklah!” 

“Demi Allah, hai Amirul Mukminin, kemarilah, Insya Allah unta itu akan kita dapatkan kembali.“ 

“Tidak, ini tanggung jawabku. Masuklah engkau hai ‘Utsman, anginnya makin keras, badai pasirnya mengganas!” 

Angin makin kencang membawa butiran pasir membara. ‘Utsman pun masuk dan menutup pintu dangaunya. Dia bersandar dibaliknya & bergumam,

”Demi Allah, benarlah Dia & RasulNya. Engkau memang bagai Musa. Seorang yang kuat lagi terpercaya.”

‘Umar memang bukan ‘Utsman. Pun juga sebaliknya. Mereka berbeda, dan masing-masing menjadi unik dengan watak khas yang dimiliki.
‘Umar, jagoan yang biasa bergulat di Ukazh, tumbuh di tengah bani Makhzum nan keras & bani Adi nan jantan, kini memimpin kaum mukminin. Sifat-sifat itu –keras, jantan, tegas, tanggungjawab & ringan tangan turun gelanggang – dibawa ‘Umar, menjadi ciri khas kepemimpinannya.

‘Utsman, lelaki pemalu, anak tersayang kabilahnya, datang dari keluarga bani ‘Umayyah yang kaya raya dan terbiasa hidup nyaman sentausa. ’Umar tahu itu. Maka tak dimintanya ‘Utsman ikut turun ke sengatan mentari bersamanya mengejar unta zakat yang melarikan diri. Tidak. Itu bukan kebiasaan ‘Utsman. Rasa malulah yang menjadi akhlaq cantiknya. Kehalusan budi perhiasannya. Kedermawanan yang jadi jiwanya. Andai ‘Utsman jadi menyuruh sahayanya mengejar unta zakat itu; sang budak pasti dibebaskan karena Allah & dibekalinya bertimbun dinar.

Itulah ‘Umar. Dan inilah ‘Utsman. Mereka berbeda.

Bagaimanapun, Anas ibn Malik bersaksi bahwa ‘Utsman berusaha keras meneladani sebagian perilaku mulia ‘Umar sejauh jangkauan dirinya. Hidup sederhana ketika menjabat sebagai Khalifah misalnya. 

“Suatu hari aku melihat ‘Utsman berkhutbah di mimbar Nabi ShallaLlaahu ‘Alaihi wa Sallam di Masjid Nabawi,” kata Anas . “Aku menghitung tambalan di surban dan jubah ‘Utsman”, lanjut Anas, “Dan kutemukan tak kurang dari tiga puluh dua jahitan.” 

Dalam Dekapan ukhuwah, kita punya ukuran-ukuran yang tak serupa. Kita memiliki latar belakang yang berlainan. Maka tindak utama yang harus kita punya adalah; jangan mengukur orang dengan baju kita sendiri, atau baju milik tokoh lain lagi. 

Dalam dekapan ukhuwah setiap manusia tetaplah dirinya. Tak ada yang berhak memaksa sesamanya untuk menjadi sesiapa yang ada dalam angannya.

Dalam dekapan ukhuwah, berilah nasehat tulus pada saudara yang sedang diberi amanah memimpin umat. Tetapi jangan membebani dengan cara membandingkan dia terus-menerus kepada ‘Umar ibn ‘Abdul ‘Aziz.

Dalam dekapan ukhuwah, berilah nasehat pada saudara yang tengah diamanahi kekayaan. Tetapi jangan membebaninya dengan cara menyebut-nyebut selalu kisah berinfaqnya ‘Abdurrahman ibn ‘Auf.

Dalam dekapan ukhuwah, berilah nasehat saudara yang dianugerahi ilmu. Tapi jangan membuatnya merasa berat dengan menuntutnya agar menjadi Zaid ibn Tsabit yang menguasai bahawa Ibrani dalam empat belas hari.

Sungguh tidak bijak menuntut seseorang untuk menjadi orang lain di zaman yang sama, apalagi menggugatnya agar tepat seperti tokoh lain pada masa yang berbeda. ‘Ali ibn Abi Thalib yang pernah diperlakukan begitu, punya jawaban yang telak dan lucu.

“Dulu di zaman khalifah Abu Bakar dan ‘Umar” kata lelaki kepada ‘Ali, “Keadaannya begitu tentram, damai dan penuh berkah. Mengapa di masa kekhalifahanmu, hai Amirul Mukminin, keadaanya begini kacau dan rusak?”

“Sebab,” kata ‘Ali sambil tersenyum, “Pada zaman Abu Bakar dan ‘Umar, rakyatnya seperti aku.
Adapun di zamanku ini, rakyatnya seperti kamu!”

Dalam dekapan ukhuwah, segala kecemerlangan generasi Salaf memang ada untuk kita teladani. Tetapi caranya bukan menuntut orang lain berperilaku seperti halnya Abu Bakar, ‘Umar, “Utsman atau ‘Ali. 

Sebagaimana Nabi tidak meminta Sa’d ibn Abi Waqqash melakukan peran Abu Bakar, fahamilah dalam-dalam tiap pribadi. Selebihnya jadikanlah diri kita sebagai orang paling berhak meneladani mereka. Tuntutlah diri untuk berperilaku sebagaimana para salafush shalih dan sesudah itu tak perlu sakit hati jika kawan-kawan lain tak mengikuti. 

Sebab teladan yang masih menuntut sesama untuk juga menjadi teladan, akan kehilangan makna keteladanan itu sendiri. Maka jadilah kita teladan yang sunyi dalam dekapan ukhuwah. 

Ialah teladan yang memahami bahwa masing-masing hati memiliki kecenderungannya, masing-masing badan memiliki pakaiannya dan masing-masing kaki mempunyai sepatunya. Teladan yang tak bersyarat dan sunyi akan membawa damai. Dalam damai pula keteladannya akan menjadi ikutan sepanjang masa.

Selanjutnya, kita harus belajar untuk menerima bahwa sudut pandang orang lain adalah juga sudut pandang yang absah. Sebagai sesama mukmin, perbedaan dalam hal-hal bukan asasi
tak lagi terpisah sebagai “haq” dan “bathil”. Istilah yang tepat adalah “shawab” dan “khatha”.

Tempaan pengalaman yang tak serupa akan membuatnya lebih berlainan lagi antara satu dengan yang lain.

Seyakin-yakinnya kita dengan apa yang kita pahami, itu tidak seharusnya membuat kita terbutakan dari kebenaran yang lebih bercahaya. 

Imam Asy Syafi’i pernah menyatakan hal ini dengan indah. “Pendapatku ini benar,” ujar beliau,”Tetapi mungkin mengandung kesalahan. Adapun pendapat orang lain itu salah, namun bisa jadi mengandung kebenaran.”

By : Salim A. Fillah

Sabtu, 23 Juni 2012

Heat Pipe


Heat Pipe adalah sebuah teknologi penghantaran panas dengan menggunakan pipa berukuran tertentu yang berisi cairan khusus sebagai penghantar panas dari ujung yang panas (evaporator) ke ujung lain sebagai  pendingin (kondensor).  Pipa tersebut biasanya terbuat dari bahan aluminium, tembaga atau tembaga  berlapis nikel. Pada bagian dalam pipa terdapat wick sebagai saluran kembalinya fluida menuju evaporator.

Cara kerja Heat Pipe
Ketika cairan dalam pipa menguap, maka cairan menyerap kalor laten penguapan. Perbedaan tekanan antara evaporator dan kondenser menyebabkan uap mengalir melewati daerah adiabatik menuju kondenser yang mempunyai suhu lebih rendah. Disini uap mengalami pelepasan kalor laten penguapan, dan akan mengkondensi membentuk fase cair. Kemudian wick mengembalikan cairan tersebut menuju evaporator dengan menggunakan prinsip kapilaritas hingga siklus terbentuk terus menerus secara natural. 

Pada gambar dibawah ini menunjukan bahwa, evaporator yang berada pada salah satu ujung menyerap kalor yang menyebabkan cairan menguap, sementara pada ujung yang lain, kondenser melepas kalor yang menyebabkan uap mengembun. Pada bagian adiabatik yang terletak diantara keduanya merupakan penghubung dimana fluida kerja bersirkulasi. Adiabatik adalah keadaan dimana tidak terjadi (atau sangat kecil, dapat diabaikan) perpindahan kalor ke atau dari lingkungan ke sistem. 


Mekanisme Perpindahan Kalor


Komponen Heat Pipe
1.      Countainer
Logam tube, biasanya terbuat dari tembaga atau aluminium. Memiliki nilai konduktivitas termal yang tinggi. Pipa/tube tersebut dapat ditekuk, di pipihkan dan diratakan.


2.      Fluida Kerja
Dapat berupa fluida dasar (air, helium, ethyleneglycol, ethanol, dll) atau fluida campuran (nano fluida dll). Pemakaian fluida campuran harus merupakan suatu fluida yang tidak menyebabkan deposit pada bagian dalam heat pipe yang dapat mengurangi kinerja heat pipe secara keseluruhan. Jenis fluida kerja bergantung dari rentang temperatur kerja dari aplikasi tersebut.
Dasar pemilihan fluida kerja :
          Kompabilitas dengan material heat pipe, terdapat cairan tertentu yang dapat merusak material heat pipe sehingga heat pipe harus didesain untuk menggunakan material tertentu.
          Kestabilan suhu cairan akan mempengaruhi proses penguapan pada cairan tersebut. Pada cairan tertentu dapat menguap pada suhu tertentu juga, pada saat suhu cairan sudah mencapai  titik  penguapan  maka  uap  panas  tersebut  akan  mengalir  pada  bagian pendinginan.
          Keterbatasan dari material pipa dan wick pada heat pipe.
          Tekanan uap yang dihasilkan tidak terlalu tinggi agar cairan tersebut dapat bekerja kembali pada suhu normalnya dan dapat kembali ke bagian penyerapan panas untuk menyerap panas kembali.
          Panas laten yang tinggi.
          Konduktivitas  cairan  yang  tinggi  sehingga  penyerapan  dapat  berlangsung  cepat dengan aliran  uap cairan yang minimal sehingga penyerapan panas oleh cairan dapat berlangsung secara bergantian.
          Viskositas uap.
          Tegangan permukaan yang tinggi.
          Fluida kerja masuk dalam rentang temperatur uap yang diinginkan.
3.      Wick
Wick merupakan sebuah media yang terpasang pada heat pipe yang difungsikan agar tercipta proses kapilaritas sehingga fluida kerja mampu bersirkulasi secara natural didalam heat pipe. Dalam hal ini wick mengalirkan fluida kerja dari kondenser agar kembali menuju evaporator. 



Efek penggunaan wick :
       Pompa tekanan tinggi ; dengan pori-pori kapilaritas yang kecil mengakibatkan tekanan kapilarita menjadi sangat besar sehingga mampu mendorong cairan ke evaporator.
       Permeability; dengan diameter pori yang lebih kecil maka hambatan aliran dan penurunan tekanan pada aliran menjadi lebih kecil sehingga keseimbangan antara tekanan kapilaritas  terjadi.
       Dengan meningkatkatnya kemampuan mentransfer kalor maka delta T (perbedaan suhu)  yg terjadi lebih kecil

Cinta Sejati..


Harmoni yang tak lekang oleh waktu..
Akan tetap bertahan ketika dihadapkan dengan pilihan yang lebih baik..
Dan tak mundur secara teratur ketika menemukan ketidakcocokan..

Kamu yang ada didepanku adalah kamu yang ada dibelakangku..
Tak ada lagi sandiwara kebohongan untuk sebuah senyum yang mengembang..


Saat wajahku mulai berkeriput..
Saat sesuatu terjadi padaku..
Atau saat kamu bertemu dengan yang lebih sempurna..
Pernahkah terpikir olehmu akan terus berada disini..?







Setiap orang bisa berkata manis..
Namun saat manisnya tak selaras dengan getaran hati..
Maka dia akan berbelok ketika menemukan ketidaknyamanan..

Kamu yang bertahan disini..
Diruang sempit yang tak bercahaya..
Adalah peri kecil berhati bening..

Saat sakitnya tak tertahankan..
Saat lelah dan putus asa terus menggema..
Saat itu pula akan ada rasa indah yang tak tergantikan..

Lihatlah mereka..

bapaaaak.. trimakasih yaaaa..

Ibu.. sini bapak benerin krudungnya..

Ini untukmu yang selalu bertahan disampingku

Indah bukan..??
Tak lagi melihat seberapa hebat..
Tak lagi melihat seberapa gagah..
Hanya rasa ikhlas untuk saling melindungi dan bertahan..


Jumat, 22 Juni 2012

Ozon..


Orang-orang yang berpenampilan sederhana ternyata lebih menyenangkan..
Tak perlu sok misterius untuk dianggap keberadaannya..
Senyum sederhanamu yang hangat menandakan kamu adalah sahabat..

Tak perlu kawatir saat tak bisa melakukan sesuatu..
Karena setiap orang memiliki kelebihannya masing-masing..
Mungkin kamu adalah orang yang kemampuannya diandalkan dalam kondisi darurat..
Sekali aksi sangat berarti..

Dunia yang kau lihat hari ini adalah dunia yang ada didalam dirimu..
Menyenangkan atau meyedihkan..
Itu hanya anggapan saja..
Karena pada dasarnya ada yang masih bisa tetap tersenyum dalam kondisi seburuk apapun..
Karena pada kenyataannya ada yang bisa bangkit kembali setelah jatuh ke jurang yang paling dalam..

Jika apa yang kamu lihat didunia ini tergantung dari bagaimana kamu memilih..
Lantas kenapa tidak memilih sesuatu yang membuatmu lebih bahagia dan bermanfaat untuk kehidupan yang rentang waktunya bisa dihitung dengan jari..??

Bertindak memang tak semudah berbicara..
Namun berawal dari membisikannya didalam hati..
Itu awal dari tindakan..
Tinggal siapa yang lebih kuat..
Kemauan kerasmu  atau kemalasan yang membentengi..

Alasan-alasan yang kamu munculkan adalah penolakan sopan yang cerdik..
Pembunuh nomer satu dari proses perubahan..
Bukannya tidak bisa..
Hanya saja kamu masih takut gagal..

Karena sejatinya setiap kegagalan-kegagalan yang disadari merupakan suatu upaya menuju kemajuan..
Guru terbaik yang akan menunjukan kepadamu jalan tercepat menuju tempat yang kamu inginkan..



Rabu, 20 Juni 2012

Kebencian..


Tak pernah salah ada kebencian..
Bahkan perlindungan akan cinta pun menimbulkan kebencian..

Aku yang engkau benci dan orang-orang lain yang satu golongan..
Hanya  hidup dengan sedikit kepintaran..
Pandangannya tak luas saat disejajarkan denganmu yang berbeda tempat..

Naluriku ingin melindungi apa yang aku miliki..
Naluriku ingin melindungi apa yang aku kenal..
Nilai yang ditanamkan sejak lahir oleh leluhurku..
Bukankah kamu juga demikian..?

Aku dengan sifatku dan semua orang dengan sifatnya..
Menggambarkan bagaimana dia hidup dan bertahan..
Setiap orang memiliki alasan tersendiri atas apa yang dia perbuat..
Disadari atau tidak..
Tersampaikan atau tidak..

Pada hakikatnya kita semua sama..
Darahku pun mengalir seperti darahmu..
Dadaku pun kembang kempis mempertahankan hidup seperti milikmu..

Kebenciaan akan muncul saat salah satu diantara kita tidak mentolerir perbedaan..
Permusuhan akan muncul saat salah satu diantara kita tak ada yang mengalah atas satu kebahagiaan yang diperebutkan..

Berpangkal pada hati..
Saat dia mampu menyediakan ruang yang luas untuk sebuah kepedihan..
Maka disitu akan ada perdamaian..
Berpangkal pada hati..
Saat dia mampu menjadi peredam yang menenangkan gejolak..
Maka saat itu kita akan selalu bersaudara..

Minggu, 17 Juni 2012

Persimpangan..


Aku tak mengerti lagi..
Aku tak menemukan alasan..
Apakah karena kesepian ini..?

Seperti gelombang sinusoidal..
Ada banyak kebimbangan..
Naik ke puncak dan meluncur sekejap jauh ke dasar lembah..
Selalu demikian..

Aku pernah menulisnya..
Benar dia datang..
Tapi ini diluar jalur yang telah ditentukan..

Aku berada di persimpangan..
Kemanakah harus melangkah..?
Buta..

Great..


Hari demi hari terlewati..
Selalu ada warna yang berbeda pada setiap keadaan..
Tak terbatas hingga hanya sebagian yang tersimpan..

Langkah demi langkah..
Kian tinggi kian melelahkan..
Semakin dekat dengan matahari semakin panas..
Semakin sesak seiring menurunnya tekanan dan kadar oksigen..

Dunia ini tak mempedulikanmu..
Sedikitpun tidak..

Saat keyakinan mulai meluntur..
Saat semangat  seiring meredup..
Semua cerita akan hilang sekejap..
Terhempas angin tanpa ampun..

Runtuh atau kembali membangun..

Menangis membuat musuhmu tertawa..
Menyerah berarti menenggelamkan muka kedalam jelaga..

Saat kekalahan mutlak melanda..
Saat kegagalan sebesar-besarnya menimpa..
Selalu ada hal baik yang bisa dilakukan untuk memperbaiki keadaan..
Meski hanya sebuah kata yang tak mampu digetarkan..
Hanya sedikit bisikan penguat didalam hati..
Terimakasih Tuhan..
Karnamu aku bisa mensyukuri setiap keadaan..
Terimakasih Tuhan..
Karnamu aku bisa merasa bahagia dalam setiap keadaan..
Terimakasih Tuhan..

Kesabaran dan ketabahan dalam setiap kekalahan dan kegagalan..
Merupakan parameter untuk menyebutmu sebagai orang besar..
Dan merupakan cara Tuhan untuk memberimu sesuatu yang lebih besar..




Minggu, 10 Juni 2012

Wawancara Tahap 1 Beasiswa KSE UI


Salam suKSEs!

Terima kasih kepada teman-teman yang sudah mendaftar dalam program Beasiswa Karya Salemba Empat periode 2012/2013. Setelah melalui tahapan pengumpulan berkas, selanjutnya akan ada agenda wawancara tahap pertama dengan Paguyuban Karya Salemba Empat Universitas Indonesia.
Berikut jadwal lengkap mengenai wawancara tahap-1:

Perpanjangan
Senin, 11 Juni 2012 (13.00-20.00) : FK, FKG, FH, FE, FISIP, FPsi, Fakultas Farmasi (FF)
Selasa, 12 Juni 2012 (13.00-20.00) : FMIPA, FT, FIB, FKM, FIK

Baru
Kamis, 14 Juni 2012 (10.00-20.00) :  FH, FMIPA, FE, FKM, FIK
Jumat, 15 Juni 2012 (14.00-20.00) : FK, FKG, FPsi, Fasilkom
Sabtu, 16 Juni 2012 (10.00-20.00) : FT, FIB, FISIP, FF
Minggu, 17 Juni 2012 (10.00-20.00) : Jadwal wawancara bagi yang tidak dapat hadir pada jadwal yang telah ditentukan (dengan alasan yang logis dan dapat diterima oleh panitia penerimaan)

Notes:
  • Bagi pendaftar yang berkasnya belum lengkap, WAJIB melengkapinya dan diserahkan maksimal pada saat jadwal wawancara tahap-1
  • Bagi pendaftar yang akan mengikuti program K2N, Kerja Praktik, dan Magang dapat mengikuti wawancara lebih awal pada Senin-Selasa, 11-12 Juni 2012 (13.00-20.00)
  • Wawancara tahap-1 ini ditujukan kepada seluruh pendaftar, baik baru maupun perpanjangan
  • Berikut link data rekap kelengkapan berkas, download di sini!
Wawancara tahap-1 @Sekretariat Paguyuban KSE UI

Untuk info lebih lanjut bisa ditanyakan ke Contact Person berikut :
Dawud 08179150787
April    085287988358
Angga  089653189676

Hormat kami,
Panitia Penerimaan Beasiswa KSE UI 2012/2013