Sabtu, 29 September 2012

Shalawat atas Nabi

YAA RASULULLAH - Betapa jasamu teramat besar, hingga kami umatmu kini shaum dibulan suci, mengenal puasa, mengenal dhuha, tahajud, Al Fatihah, mengenal sedekah, mengenal dzikir, lailatul qodar, dan semuanya....Yaa Allah, Yaa Robbi... Hati kami sungguh menjerit atas kekurangan kami mengucap

Allahumma shollli alaa muhammad

Shalawat dan salam untukmu Yaa Rosulullah, betapa kau tak izinkan wajahmu dilukis, sedangkan kami ingin melihat wajahmu yang mulia. Engkau sungguh jauh dari para manusia dengan lukisan bergaya, sedangkan sungguh engkau padahal bagaikan cahaya, keharuman dan kemuliaan namamu tiada tara, tetapi engkau selalu bersahaja. Itulah akhlakmu yang tidak semua manusia mengingat, Shalawat dan salam untukmu Yaa Rosulullah,

Diawal dakwahmu tiga tahun pertama, engkau hanya memiliki pengikut 11 orang, dikala fitnah mengarah kepadamu, hujatan menghujanimu, engkau tetap melangkah, di thaif engkau dihujani batu hingga berdarah, engkau tetap bertahan, dan pada perang uhud gigimu terluka, namun tak surut engkau menebar risalah, dan pada perang khandak engkau kelaparan, hingga mengganjal batu diperut karena menahan lapar, engkau tetap tegar dan bersabar. Yaa Rosulullaah berapa shalawat yang bisa kami lantunkan?

Shollu alaa Sayyidina Muhammad..

Shalawat dan salam untukmu Yaa Rosulullah, kami semua atas nama jamaah ini lantunkan, Yaa Robb dengan kerendahan hati, kerendahan diri di hadapan-Mu, jadikanlah shalawat ini bernilai sebanyak kedipan mata dan nafas semua mahlukmu ya Allah, karena rasa cinta kami kepada Rosulullah SAW atas segala kekurangan kami, masukanlah kami yang dhoif ini kedalam umatnya kelak di yaumil akhir yg mendapat syafaat, amin.

Semoga yang membaca Shalawat Allah angkat kesulitannya, Allah berikan keberkahan, Allah berikan kebaikan didunia dan Akhirat, Allah lindungi dari bala, azab di rumah-rumah kita dan dunia Islam yang mengikuti ajarannya.
Sumber : Yusuf Mansur Network

Selasa, 25 September 2012

Belajar Seni Memimpin dari Perang Khandaq


Perang Khandaq dinamakan juga perang Ahzab. Jumhur para ulama sirah menyebutkan bahwa peperangan ini terjadi pada bulan Syawal tahun kelima hijriah. Suasana yang tercipta pada perang Khandaq begitu mencekam lantaran rasa lapar dan dingin yang menusuk kaum muslimin. Ditambah lagi pengepungan yang dilakukan oleh orang – orang kafir membuat posisi kaum muslimin semakin sulit. Begitu sulitnya kondisi saat itu, Imam Bukhari meriwayatkan bahwa Rasul mengikatkan batu yang diganjalkan ke perutnya untuk menghilangkan rasa nyeri dan sakit di lambungnya akibat rasa lapar.

Ketika Rasul
SAW dan para sahabat sedang menggali parit, terdapat bongkahan batu yang sulit dipecahkan. Sehingga Rasul SAW turun langsung untuk memecahkan batu tersebut. Pukulan Rasul SAW memercikkan api dan waktu itu beliau mengucapkan Subhanallah. Kejadian tersebut berulang sampai tiga kali. Kemudian Rasulullah SAW menceritakan kepada sahabat bahwa tatkala muncul percikan api, terpancar gambaran istana Persia disusul istana Romawi dan istana Mauqaqis. Beliau mengatakan sebentar lagi istana Persia akan menjadi milik kita, istana Romawi akan kita kuasai dan istana Mauqaqis akan kita miliki. Ucapan tersebut disambut dengan gembira oleh para sahabat.

Dari sejarah perang
Khandaq tersebut bisa kita lihat betapa begitu luar biasanya sikap kepemimpinan yang ditunjukkan oleh baginda Rasul. Setidaknya ada 2 hal yang dapat dicontoh oleh pemimpin – pemimpin saat ini dari sikap yang ditunjukkan oleh baginda Rasul. Pertama, Rasul sebagai seorang pemimpin mampu menjadi problem solver yang terjadi dan yang kedua, Rasul sebagai seorang pimpinan mampu memompa semangat dan motivasi prajuritnya yang sedang berada dalam kondisi yang sangat sulit.

Mampu menjadi menyelesaikan masalah yang muncul merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Dan hal tersebut telah ditunjukkan secara elegan oleh Rasul dalam perang
Khandaq. Di saat para sahabat mengalami kesulitan dalam memecahkan bongkahan batu, Rasul mampu menyelesaikan permasalahan yang ada. Bahkan tidak hanya menghadirkan solusi berupa teori tapi juga Rasul memberikan solusi kongkret dengan menghancurkan sendiri bongkahan batu yang menjadi masalah tersebut. Rasul bisa saja hanya memberikan perintah kepada sahabat – sahabat yang lain untuk menghancurkan batu, para sahabat tentu tidak akan berkeberatan jika Rasul tidak ikut menggali parit dalam perang tersebut. Tapi Rasul sebagai pemimpin malah melakukan hal sebaliknya, tidak hanya memberikan perintah tapi langsung turun tangan menyelesaikan masalah yang ada dan juga Rasul turut serta menggali tanah guna membuat parit.

Rasul tidak hanya sekadar berteori dan memberikan perintah, tapi langsung turun kelapangan memberikan solusi kongkret. Imam Bukhari meriwayatkan dari Barra’ RA, ia berkata: ”Pada waktu perang Ahzab (khandaq), saya melihat Rasul
SAW menggali parit dan mengusung tanah galian sampai-sampai saya tidak melihat dada beliau yang berbulu lebat karena tebalnya tanah yang melumurinya”.

Yang kedua, sikap kepemimpinan yang ditunjukkan oleh Rasulullah
SAW adalah bagaimana Rasul di tengah – tengah kondisi yang sangat sulit mampu menjadi penyemangat bagi sahabat – sahabatnya. Kondisi yang dialami oleh Rasul dan para sahabat ketika perang Khandaq bukanlah sebuah situasi yang mudah. Berada dalam situasi pengepungan oleh orang – orang kafir serta kekurangan bahan makanan membuat kondisi saat itu menjadi sangat sulit. Namun dalam kondisi sulit tersebut Rasul sebagai seorang pemimpin mampu membangkitkan semangat juang para sahabat. Rasulullah SAW menunjukkan sikap optimis yang luar biasa besarnya sehingga hal itu “menulari” sahabat lainnya dalam bentuk semangat yang menggelora sehingga kemenangan pun dapat diraih. Bahkan untuk perang Khandaq, kemenangan yang diraih tanpa peperangan. Sikap optimis Rasul tertuang dalam pernyataan Beliau yang mengatakan bahwa umat muslim akan mampu mengalahkan tiga bangsa besar yaitu Persia, Romawi dan Mauqaqis.

Begitulah seharusnya sikap yang dimiliki oleh seorang pemimpin. Memberikan semangat kepada orang – orang yang dipimpinnya bahkan dalam kondisi tersulit sekalipun. Seorang pemimpin harus memiliki optimisme berkali lipat dari para jundinya. Karena optimisme dari pemimpin akan menentukan semangat juang dari para jundinya. Sangatlah tidak baik jika seorang pemimpin di tengah masalah yang dihadapi justru tampil di depan para jundinya dan menunjukkan sikap yang lemah dan penuh dengan rasa pesimis. Karena itu akan membuat para jundi dan orang – orang yang dipimpin akan menjadi lemah sehingga mudah dikalahkan.

Wallahu a’lam bis shawab.



Jumat, 21 September 2012

Pengobatan dengan Doa

Ingatlah, aku akan mengajarkan kepadamu ruqyah (pengobatan dengan memakain doa) yang pernah dilakukan malaikat Jibril terhadapku yaitu, hendaklah engkau mengucapkan : 

“Bismillahi arqik wallahu yasyfiq minkulli daa in ya’tiik min syarrinnaffaa tsaa tifil’uqod (Dengan menyebut nama Allah aku mengobatimu dan Allah-lah yang menyembuhkanmu dari semua sakit yang menimpa, dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki).”

Engkau lakukan hal tersebut sebanyak tiga kali dalam ruqyah-mu. 

Hadist Riwayat Imam Hakim

Penjelasan :
Ruqyah ialah berobat melalui bacaan-bacaan yang bersumber dari Al Quran dan hadist-hadist Nabi SAW.
Diantara ruqyah yang pernah dibacakan oleh malaikat Jibril untuk mengobati Nabi SAW ketika sedang sakit ialah seperti berikut : 

“Dengan menyebut nama Allah aku mengobatimu, semoga Allah menyembuhkan  dari semua penyakit yang menimpa dirimu, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang meniup pada buhul-buhul tali, dan juga dari kejahatan orang yang dengki bilamana mulai melancarkan kedengkiannya.”

Cara pengobatan dengan ruqyah ialah dengan membaca kalimat-kalimat tersebut lalu meniupkannya ke tangan, setelah itu tangan diusap-usapkan kepada anggota tubuh yang sakit. Tiupan ini harus disertai dengan sedikit ludah dari orang yang merapalkan ruqyah tersebut.

Jumat, 14 September 2012

Merah (Putih) Kelabu


Indonesia tak pernah salah..!
Dia hanya sebuah nama besar yang disimpan dalam laci oleh pemiliknya..
Indonesia tak pernah kalah..!
Dia hanya kurang beruntung didiami oleh orang-orang yang bersekutu dalam kemalasan..

Akankah terus begitu wahai anak muda..?
Tak kau izinkankah anakmu mengenal Indonesia sebagai Negara yang agung..?

Kelakuan.. !
Generasi macam apa kau..?
Menimbun emas didalam rumahmu..
Mengalirkan jelaganya kerumah tetanggamu..

Kelakuan..!
Generasi macam apa kau..?
Kemenanganmu palsu..
Lihat saja, kantong sakumu kering kerontang bukan..?

Akankah terus begitu wahai anak muda..?
Tak bisakah bertindak seolah-olah kau adalah saudaraku..?
Hingga yang ada hanya kasih sayang bukan pertentangan..

Akankah terus begitu wahai anak muda..?
Tak bisakah bertindak seolah-olah kita adalah keluarga..?
Hingga keberagaman tak menjadi alasan untuk saling menyerang..

Tak maukah kamu menyadari sebuah kebenaran..?
Tempatku berpijak sama denganmu..
Langitku adalah langitmu..
Lautku adalah lautmu..
Tak bisakah kita memilih untuk saling berbagi dan membangun..?

Sepertinya aku masih mencintai perdamaian..
Begitu pula denganmu bukan..?