Selasa, 26 Agustus 2014

Pondasi Terkuat



Raga ini tak lebih dari daun yang telah mengering. Lambat laun jatuh dan tersapu angin. Membusuk, lenyap, dan tak meninggalkan bekas.

Andai aku tak beragama, mungkin aku hanya akan menerka-menerka.
Membuat aturan benar dan salah sesuka hati untuk mempermudah diri melakukan apa saja yang disukai.

Setidaknya kepercayaanku menjadi sebuah penenang.
Membuat hidup ini lebih bermakna dan memanduku untuk terus berjalan kedepan.
Mengingatkanku akan ketidakkekalan, menyerukanku akan kewajiban yang harus dilaksanakan.  

Lurus dan penuh dengan tolerasi.
Itu miliku, bagaimana denganmu?

Lekaslah Sembuh!



Ketidakmampuan di hari ini adalah sebuah pemanis di masa depan.
Saat dimana kita telah mampu melakukannya bahkan jauh lebih baik dari apa yang pernah kita bayangkan.

Maka simpanlah tangis itu hingga hari dimana kemenangan itu datang.
Karena air mata pun ingin mengalir dengan penuh kebanggan bersama pemiliknya yang telah berjuang dan mengubah ketidakmungkinan menjadi keajaiban yang menakjubkan.

Apapun yang ada dan apapun yang terjadi pada dunia ini, seharusnya tak bisa disalahkan. Maka hanya pribadi-pribadi yang benar-benar bernyawalah yang mampu menemukan mutiara di balik hitam pekatnya kehidupan.

Jika kamu masih sakit, maka lekas sembuhlah!
Karena dunia ini akan benar-benar menjadi neraka bagi mereka yang tidak melakukan apa-apa.

Sabtu, 16 Agustus 2014

Berjalan Lurus


Yang lemah pantas untuk dilindungi. Yang tak tahu pantas untuk diajari.
Meski akan berjalan tertatih.  Namun, semoga semangat untuk mengabdi jauh lebih besar dari pada rasa letih.

Jalan ini penuh dengan ketidakpastian.
Bisa saja aku memilih jalan lain yang sudah jelas arah dan tujuan.
Tapi rasanya itu bukan aku. Atau karena merasa tidak pantas?

Mungkin aku tak akan menjadi bintang seperti yang ada dalam angan. Namun aku akan selalu menjadi penerang jika terus bertahan.
Biarlah apa kata orang, yang aku tahu, aku selalu membicarakannya denganmu Tuhan.


Jumat, 08 Agustus 2014

Tahun Pertama


Akan ku bela engkau mati-matian didunia.
Bukan hanya karena cinta, tapi demi misi besar nan jauh disana.
Namun.
Dikehidupan selanjutnya.
Demi kata SELAMAT, bahkan aku akan mengorbankan sejuta kamu sekalipun.

Aku tau kamu tak sempurna dan aku pun ada kurang dimana-mana.
Selama kaki ini masih berdiri kokoh diatas bumi.
Mari berburu bekal bersama sebanyak-banyaknya.
Hingga tak ada yang dikorbankan namun kita saling menyelamatkan.

Aku tak menuntutmu menjadi seorang dewi.
Jadilah dirimu sendiri dan bahagialah dengan apa yang kamu miliki.
Tak perlu kawatir dengan orang lain yang jauh lebih tinggi.
Percayalah aku akan tetap disini menemanimu mendaki tangga hari demi hari.

Semoga Tuhan memberkati setiap langkah.
Menuntun kita berjalan bersama menuju jannah.
Aamiin.