Ketika akau sedang berbaring di dekat Hathim (Ka’bah),
tiba-tiba datang seseorang (malaikat) kepadaku, lalu dia membelah dadaku mulai
dari sini hingga ke sini dan ia mengeluarkan hatiku. Kemudian didatangkan
kepadaku sebuah piala emas yang dipenuhi dengan iman. Hatiku dicuci dengan air
zam-zam, lalu diisi dengan iman, setelah itu dikembalikan ke tempat semula.
Kemudian di datangkan kepadaku seekor hewan yang lebih rendah dari pada bighal
tetapi lebih tinggi dari pada keledai. Hewan tersebut berbulu putih dan dikenal
dengan nama Buroq. Hanya dengan sekali langkah Buroq dapat sampai ke tempat
sejauh mata memandang.
Aku dinaikan ke atas Buroq, lalu Malaikat Jibril berangkat
bersamaku hingga sampai ke langit pertama. Malaikat Jibril mengetuk pintu
langit, lalu ada yang bertanya, “Siapa Anda?” Malaikat Jibril menjawab”, “Aku
Jibril.” Penanya (Malaikat penjaga pintu pertama) bertanya kembali, “Siapa yang
bersamamu?” Malaikat Jibril menjawab, “Dia Muhammad.” Apakah dia telah diutus
untuk menghadap kepada-Nya?” Malaikat Jibril menjawab “Ya.” Penanya berkata,
“Selamat datang dengannya, sebaik-baik orang yang ditunggu kedatangannya telah
datang.”
Lalu pintu langit pertama dibuka. Ketika aku masuk,
tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi Adam. Malaikat Jibril berkata, “Ini adalah
ayahmu, Adam, ucapkan salam kepadanya.” Maka aku mengucapkan salam kepadanya,
dan dia menjawab salamku. Selanjutnya ia (Adam) berkata, “Selamat datang Nabi
yang saleh, anak yang saleh.”
Kemudian Malaikat Jibril membawaku naik ke langit kedua.
Malaikat Jibril mengetuk pintu langit kedua, lalu malaikat penjaga langit kedua
bertanya, “Siapa Anda?” Malaikat Jibril menjawab”, “Aku adalah Jibril.”
Kemudian ia bertanya kembali, “Siapa yang bersamamu?” Malaikat Jibril menjawab,
“Dia Muhammad.” Apakah dia telah diutus untuk menghadap kepada-Nya?” Malaikat
Jibril menjawab “Ya.” Lalu penjaga pintu langit itu mengatakan, “Selamat datang
dengannya, sebaik-baik orang yang ditunggu kedatangannya telah datang.”
Lalu pintu langit kedua dibukanya. Ketika aku memasuki langik
kedua, tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi Yahya dan Nabi Isa, keduanya adalah
anak bibiku. Malaikat Jibril berkata, “Ini adalah Yahya dan Isa, ucapkan salam
kepada keduanya.” Lalu aku mengucapkan salam kepada keduanya, dan keduanya
menjawab salamku, lalu mengatakan, “Selamat datang Nabi yang saleh, saudara
yang saleh.”
Kemudian Malaikat Jibril membawaku naik ke langit ketiga. Ia
mengetuk pintu langit ketiga, maka penjaga pintu langit ketiga bertanya, “Siapa
Anda?” Malaikat Jibril menjawab, “Aku adalah Jibril.” Kemudian ia bertanya
kembali, “Siapa yang bersamamu?” Malaikat Jibril menjawab, “Dia Muhammad.”
Apakah dia telah diutus untuk menghadap kepada-Nya?” Malaikat Jibril menjawab
“Ya.” Lalu penjaga pintu langit itu mengatakan, “Selamat datang dengannya,
sebaik-baik orang yang ditunggu kedatangannya telah datang.”
Lalu penjaga pintu membuka pintu langit yang ketiga. Dan
ketika aku masuk, tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi Yusuf. Malaikat Jibril
berkata, “Ini adalah Yusuf, maka ucapkan salam kepadanya.” Aku mengucapkan salam kepadanya dan ia pun
menjawab salam ku, setelah itu ia mengatakan, “Selamat datang dengan Nabi yang
saleh, saudara yang saleh.”
Kemudian Malaikat Jibril membawaku naik ke langit keempat.
Ia mengetuk pintu langit keempat, maka penjaga pintu langit keempat bertanya,
“Siapa Anda?” Malaikat Jibril menjawab, “Aku adalah Jibril.” Kemudian ia
bertanya kembali, “Siapa yang bersamamu?” Malaikat Jibril menjawab, “Dia
Muhammad.” Apakah dia telah diutus untuk menghadap kepada-Nya?” Malaikat Jibril
menjawab “Ya.” Lalu penjaga pintu langit itu mengatakan, “Selamat datang
dengannya, sebaik-baik orang yang ditunggu kedatangannya telah datang.”
Lalu penjaga pintu membuka pintu langit keempat. Dan ketika
aku masuk ke langit keempat, tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi Idris. Malaikat
Jibril berkata, “Ini adalah Idris, ucapkan salam kepadanya.” Lalu aku
mengucapkkan salam kepadanya, dan dia menjawab salamku, selanjutnya dia
mengatakan, “Selamat datang dengan saudara yang saleh, Nabi yang saleh.”
Kemudian Malaikat Jibril membawaku naik ke langit kelima. Ia
mengetuk pintu langit kelima, maka penjaga pintu langit kelima bertanya, “Siapa
Anda?” Malaikat Jibril menjawab, “Aku adalah Jibril.” Kemudian ia bertanya
kembali, “Siapa yang bersamamu?” Malaikat Jibril menjawab, “Dia Muhammad.”
Apakah dia telah diutus untuk menghadap kepada-Nya?” Malaikat Jibril menjawab
“Ya.” Lalu penjaga pintu langit itu mengatakan, “Selamat datang dengannya,
sebaik-baik orang yang ditunggu kedatangannya telah datang.”
Ketika aku memasuki langit kelima, tiba-tiba aku bersua
dengan Nabi Harun. Malaikat Jibril berkata, “Ini adalah Harun, ucapkan salam
kepadanya.” Aku mengucapkan salam kepadanya, dan dia menjawab salamku,
selanjutnya dia mengatakan, “Selamat datang dengan saudara yang saleh, Nabi
yang saleh.”
Kemudian Malaikat Jibril membawaku naik ke langit keenam. Ia
mengetuk pintu langit keenam, maka penjaga pintu langit keenam bertanya, “Siapa
Anda?” Malaikat Jibril menjawab, “Aku adalah Jibril.” Kemudian ia bertanya
kembali, “Siapa yang bersamamu?” Malaikat Jibril menjawab, “Dia Muhammad.”
Apakah dia telah diutus untuk menghadap kepada-Nya?” Malaikat Jibril menjawab
“Ya.” Lalu penjaga pintu langit itu mengatakan, “Selamat datang dengannya,
sebaik-baik orang yang ditunggu kedatangannya telah datang.”
Ketika aku memasuki langit keenam, tiba-tiba aku bersua
dengan Nabi Musa. Malaikat Jibril berkata, “Ini adalah Musa, ucapkan salam
kepadanya.” Aku mengucapkan salam kepadanya, dan dia menjawab salamku,
selanjutnya dia mengatakan, “Selamat datang dengan saudara yang saleh, Nabi
yang saleh.”
Ketika aku melewatinya, ia menangis. Lalu ditanyakan
kepadanya, “Apakah gerangan hal yang menyebabkan engkau menangis?” Nabi Musa
menjawab, “Aku menangis karena ada seorang pemuda yang diutus sesudahku yang
umatnya lebih banyak yang masuk surga dari pada umatku.”
Kemudian Malaikat Jibril membawaku naik ke langit ketujuh.
Ia mengetuk pintu langit ketujuh, maka penjaga pintu langit ketujuh bertanya,
“Siapa Anda?” Malaikat Jibril menjawab, “Aku adalah Jibril.” Kemudian ia
bertanya kembali, “Siapa yang bersamamu?” Malaikat Jibril menjawab, “Dia
Muhammad.” Apakah dia telah diutus untuk menghadap kepada-Nya?” Malaikat Jibril
menjawab “Ya.” Lalu penjaga pintu langit itu mengatakan, “Selamat datang
dengannya, sebaik-baik orang yang ditunggu kedatangannya telah datang.”
Ketika aku memasuki langit ketujuh, tiba-tiba aku bersua
dengan Nabi Ibrahim. Malaikat Jibril berkata, “Ini adalah ayahmu, Ibrahim,
ucapkan salam kepadanya.” Aku mengucapkan salam kepadanya, dan dia menjawab
salamku, selanjutnya dia mengatakan, “Selamat datang dengan anak yang saleh,
Nabi yang saleh.”
Selanjutnya Sidratul Muntaha ditampakan kehadapanku, buahnya
seperti gentongnya orang-orang Hajar, dan dedaunnannya seperti telinga gajah.
Malaikat Jibril berkata, “Inilah Sidratul Muntaha.” Didalamnya terdapat empat
buah sungai, dua buah sungai berada didalam, sedangkan yang dua lainnya berada
diluar. Aku bertanya, “Apakah ini, hai Jibril?” Malaikat Jibril menjawab, “Dua
buah sungai yang berada didalam, keduanya merupakan sungai dalam surga. Dan
adapun mengenai dua buah sungai yang berada di bagian luar, keduanya merupakan
sungai Nil dan sungai Eufrat.”
Kemudian Baitul Ma’mur ditampakkan dihadapanku, lalu aku
bertanya, “Hai Jibril, apakah ini?” Malaikat Jibril menjawab, “Ini adalah
Baitul Ma’mur, setiap harinya dia dimasuki oleh tujuh puluh ribu malaikat,
apabila mereka keluar darinya, maka mereka tidak lagi kembali kepadanya.”
Setelah itu didatangkan kehadapanku sebuah wadah yang
berisikan khamar surga, sebuah wadah yang berisikan susu, dan sebuah wadah yang
berisikan madu. Aku mengambil wadah yang berisi susu, lalu Jibril Berkata,
“Itulah fitrah (agama Islam) yang dijalankan olehmu dan umatmu.”
Kemudian difardhukan kepadaku lima puluh kali salat untuk setiap
harinya. Aku kembali seraya melewati Nabi Musa. Lalu Nabi Musa bertanya, “Apakah yang
diperintahkan kepadamu?” Aku menjawab, “Aku diperintahkan untuk menjalankan
salat lima puluh kali setiap hari.” Nabi Musa berkata, “Sesungguhnya umatmu
tidak akan mampu menjalankan salat lima puluh kali setiap hari. Sesungguhnya
aku telah mencoba orang-orang sebelummu dan aku telah memerintahkan kaum Bani
Israil dengan perintah yang berat (ternyata mereka tidak mampu mengerjakannya),
sekarang kembalilah kamu kepada Rabbmu, dan mintalah keringanan dari-Nya untuk
umatmu.”
Lalu aku kembali, dan Allah meringankan untukku sebanyak
sepuluh kali salat. Lalu aku kembali kepada Nabi Musa, dan ia ternyata
mengatakan perkataan yang sama, lalu aku kembali lagi dan Allah meringankan
untuku sepuluh kali salat lagi. Aku kembali kepada Nabi Musa, dan ternyata ia
mengatakan hal yang serupa, lalu aku kembali lagi kepada-Nya, dan Dia
meringankan sepuluh salat lagi untukku. Maka
aku diperintahkan untuk mengerjakan sepuluh kali salat setiap harinya,
dan ternyata Nabbi Musa masih mengatakan hal yang serupa.
Aku kembali lagi kepada Rabbku, akhirnya Dia memerintahkan
untuk mengerjakan salat lima waktu, dan aku kembali lagi kepada Nabi Musa, lalu
dia bertanya, “Apakah yang diperintahkan kepadamu?” Aku menjawab, “Aku
diperintahkan unutk mengerjakan salat lima waktu setiap hari.” Nabi Musa
berkata, “Sesungguhnya umatmu tidak akan mampu mengerjakan salat lima waktu
setiap hari. Sesungguhnya aku telah mencoba orang-orang sebelummu dan aku telah
memerintahkan kaum Bani Israil dengan perintah yang berat (ternyata mereka
tidak mampu mengerjakannya), maka kembalilah kamu kepada Rabbmu, dan mintalah
keringanan dari-Nya untuk umatmu.” Aku
menjawab, “Aku telah banyak meminta kepada Rabbku sehingga aku merasa malu
kepada-Nya, sekarang aku rela dan berserah diri saja (kepada-Nya).” Ketika aku
melewatinya (Nabi Musa), terdengarlah suara menyeruku, “Aku telah menugaskan
kefarduan-Ku, dan Aku telah memberi keringanan kepada hamba-hamba-Ku.”
Riwayat Bukhari dan Muslim melalui Ibnu Sha’sha’ah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar