Minggu, 09 September 2012

Kisah Isra Mi'raj Rosululloh


Ketika akau sedang berbaring di dekat Hathim (Ka’bah), tiba-tiba datang seseorang (malaikat) kepadaku, lalu dia membelah dadaku mulai dari sini hingga ke sini dan ia mengeluarkan hatiku. Kemudian didatangkan kepadaku sebuah piala emas yang dipenuhi dengan iman. Hatiku dicuci dengan air zam-zam, lalu diisi dengan iman, setelah itu dikembalikan ke tempat semula. Kemudian di datangkan kepadaku seekor hewan yang lebih rendah dari pada bighal tetapi lebih tinggi dari pada keledai. Hewan tersebut berbulu putih dan dikenal dengan nama Buroq. Hanya dengan sekali langkah Buroq dapat sampai ke tempat sejauh mata memandang. 

Aku dinaikan ke atas Buroq, lalu Malaikat Jibril berangkat bersamaku hingga sampai ke langit pertama. Malaikat Jibril mengetuk pintu langit, lalu ada yang bertanya, “Siapa Anda?” Malaikat Jibril menjawab”, “Aku Jibril.” Penanya (Malaikat penjaga pintu pertama) bertanya kembali, “Siapa yang bersamamu?” Malaikat Jibril menjawab, “Dia Muhammad.” Apakah dia telah diutus untuk menghadap kepada-Nya?” Malaikat Jibril menjawab “Ya.” Penanya berkata, “Selamat datang dengannya, sebaik-baik orang yang ditunggu kedatangannya telah datang.” 

Lalu pintu langit pertama dibuka. Ketika aku masuk, tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi Adam. Malaikat Jibril berkata, “Ini adalah ayahmu, Adam, ucapkan salam kepadanya.” Maka aku mengucapkan salam kepadanya, dan dia menjawab salamku. Selanjutnya ia (Adam) berkata, “Selamat datang Nabi yang saleh, anak yang saleh.” 

Kemudian Malaikat Jibril membawaku naik ke langit kedua. Malaikat Jibril mengetuk pintu langit kedua, lalu malaikat penjaga langit kedua bertanya, “Siapa Anda?” Malaikat Jibril menjawab”, “Aku adalah Jibril.” Kemudian ia bertanya kembali, “Siapa yang bersamamu?” Malaikat Jibril menjawab, “Dia Muhammad.” Apakah dia telah diutus untuk menghadap kepada-Nya?” Malaikat Jibril menjawab “Ya.” Lalu penjaga pintu langit itu mengatakan, “Selamat datang dengannya, sebaik-baik orang yang ditunggu kedatangannya telah datang.”

Lalu pintu langit kedua dibukanya. Ketika aku memasuki langik kedua, tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi Yahya dan Nabi Isa, keduanya adalah anak bibiku. Malaikat Jibril berkata, “Ini adalah Yahya dan Isa, ucapkan salam kepada keduanya.” Lalu aku mengucapkan salam kepada keduanya, dan keduanya menjawab salamku, lalu mengatakan, “Selamat datang Nabi yang saleh, saudara yang saleh.” 

Kemudian Malaikat Jibril membawaku naik ke langit ketiga. Ia mengetuk pintu langit ketiga, maka penjaga pintu langit ketiga bertanya, “Siapa Anda?” Malaikat Jibril menjawab, “Aku adalah Jibril.” Kemudian ia bertanya kembali, “Siapa yang bersamamu?” Malaikat Jibril menjawab, “Dia Muhammad.” Apakah dia telah diutus untuk menghadap kepada-Nya?” Malaikat Jibril menjawab “Ya.” Lalu penjaga pintu langit itu mengatakan, “Selamat datang dengannya, sebaik-baik orang yang ditunggu kedatangannya telah datang.”

Lalu penjaga pintu membuka pintu langit yang ketiga. Dan ketika aku masuk, tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi Yusuf. Malaikat Jibril berkata, “Ini adalah Yusuf, maka ucapkan salam kepadanya.”  Aku mengucapkan salam kepadanya dan ia pun menjawab salam ku, setelah itu ia mengatakan, “Selamat datang dengan Nabi yang saleh, saudara yang saleh.”
Kemudian Malaikat Jibril membawaku naik ke langit keempat. Ia mengetuk pintu langit keempat, maka penjaga pintu langit keempat bertanya, “Siapa Anda?” Malaikat Jibril menjawab, “Aku adalah Jibril.” Kemudian ia bertanya kembali, “Siapa yang bersamamu?” Malaikat Jibril menjawab, “Dia Muhammad.” Apakah dia telah diutus untuk menghadap kepada-Nya?” Malaikat Jibril menjawab “Ya.” Lalu penjaga pintu langit itu mengatakan, “Selamat datang dengannya, sebaik-baik orang yang ditunggu kedatangannya telah datang.”

Lalu penjaga pintu membuka pintu langit keempat. Dan ketika aku masuk ke langit keempat, tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi Idris. Malaikat Jibril berkata, “Ini adalah Idris, ucapkan salam kepadanya.” Lalu aku mengucapkkan salam kepadanya, dan dia menjawab salamku, selanjutnya dia mengatakan, “Selamat datang dengan saudara yang saleh, Nabi yang saleh.” 

Kemudian Malaikat Jibril membawaku naik ke langit kelima. Ia mengetuk pintu langit kelima, maka penjaga pintu langit kelima bertanya, “Siapa Anda?” Malaikat Jibril menjawab, “Aku adalah Jibril.” Kemudian ia bertanya kembali, “Siapa yang bersamamu?” Malaikat Jibril menjawab, “Dia Muhammad.” Apakah dia telah diutus untuk menghadap kepada-Nya?” Malaikat Jibril menjawab “Ya.” Lalu penjaga pintu langit itu mengatakan, “Selamat datang dengannya, sebaik-baik orang yang ditunggu kedatangannya telah datang.”

Ketika aku memasuki langit kelima, tiba-tiba aku bersua dengan Nabi Harun. Malaikat Jibril berkata, “Ini adalah Harun, ucapkan salam kepadanya.” Aku mengucapkan salam kepadanya, dan dia menjawab salamku, selanjutnya dia mengatakan, “Selamat datang dengan saudara yang saleh, Nabi yang saleh.” 

Kemudian Malaikat Jibril membawaku naik ke langit keenam. Ia mengetuk pintu langit keenam, maka penjaga pintu langit keenam bertanya, “Siapa Anda?” Malaikat Jibril menjawab, “Aku adalah Jibril.” Kemudian ia bertanya kembali, “Siapa yang bersamamu?” Malaikat Jibril menjawab, “Dia Muhammad.” Apakah dia telah diutus untuk menghadap kepada-Nya?” Malaikat Jibril menjawab “Ya.” Lalu penjaga pintu langit itu mengatakan, “Selamat datang dengannya, sebaik-baik orang yang ditunggu kedatangannya telah datang.”

Ketika aku memasuki langit keenam, tiba-tiba aku bersua dengan Nabi Musa. Malaikat Jibril berkata, “Ini adalah Musa, ucapkan salam kepadanya.” Aku mengucapkan salam kepadanya, dan dia menjawab salamku, selanjutnya dia mengatakan, “Selamat datang dengan saudara yang saleh, Nabi yang saleh.” 

Ketika aku melewatinya, ia menangis. Lalu ditanyakan kepadanya, “Apakah gerangan hal yang menyebabkan engkau menangis?” Nabi Musa menjawab, “Aku menangis karena ada seorang pemuda yang diutus sesudahku yang umatnya lebih banyak yang masuk surga dari pada umatku.” 

Kemudian Malaikat Jibril membawaku naik ke langit ketujuh. Ia mengetuk pintu langit ketujuh, maka penjaga pintu langit ketujuh bertanya, “Siapa Anda?” Malaikat Jibril menjawab, “Aku adalah Jibril.” Kemudian ia bertanya kembali, “Siapa yang bersamamu?” Malaikat Jibril menjawab, “Dia Muhammad.” Apakah dia telah diutus untuk menghadap kepada-Nya?” Malaikat Jibril menjawab “Ya.” Lalu penjaga pintu langit itu mengatakan, “Selamat datang dengannya, sebaik-baik orang yang ditunggu kedatangannya telah datang.”

Ketika aku memasuki langit ketujuh, tiba-tiba aku bersua dengan Nabi Ibrahim. Malaikat Jibril berkata, “Ini adalah ayahmu, Ibrahim, ucapkan salam kepadanya.” Aku mengucapkan salam kepadanya, dan dia menjawab salamku, selanjutnya dia mengatakan, “Selamat datang dengan anak yang saleh, Nabi yang saleh.”
Selanjutnya Sidratul Muntaha ditampakan kehadapanku, buahnya seperti gentongnya orang-orang Hajar, dan dedaunnannya seperti telinga gajah. Malaikat Jibril berkata, “Inilah Sidratul Muntaha.” Didalamnya terdapat empat buah sungai, dua buah sungai berada didalam, sedangkan yang dua lainnya berada diluar. Aku bertanya, “Apakah ini, hai Jibril?” Malaikat Jibril menjawab, “Dua buah sungai yang berada didalam, keduanya merupakan sungai dalam surga. Dan adapun mengenai dua buah sungai yang berada di bagian luar, keduanya merupakan sungai Nil dan sungai Eufrat.” 

Kemudian Baitul Ma’mur ditampakkan dihadapanku, lalu aku bertanya, “Hai Jibril, apakah ini?” Malaikat Jibril menjawab, “Ini adalah Baitul Ma’mur, setiap harinya dia dimasuki oleh tujuh puluh ribu malaikat, apabila mereka keluar darinya, maka mereka tidak lagi kembali kepadanya.”
Setelah itu didatangkan kehadapanku sebuah wadah yang berisikan khamar surga, sebuah wadah yang berisikan susu, dan sebuah wadah yang berisikan madu. Aku mengambil wadah yang berisi susu, lalu Jibril Berkata, “Itulah fitrah (agama Islam) yang dijalankan olehmu dan umatmu.” 

Kemudian difardhukan kepadaku lima puluh kali salat untuk setiap harinya. Aku kembali seraya melewati Nabi Musa. Lalu  Nabi Musa bertanya, “Apakah yang diperintahkan kepadamu?” Aku menjawab, “Aku diperintahkan untuk menjalankan salat lima puluh kali setiap hari.” Nabi Musa berkata, “Sesungguhnya umatmu tidak akan mampu menjalankan salat lima puluh kali setiap hari. Sesungguhnya aku telah mencoba orang-orang sebelummu dan aku telah memerintahkan kaum Bani Israil dengan perintah yang berat (ternyata mereka tidak mampu mengerjakannya), sekarang kembalilah kamu kepada Rabbmu, dan mintalah keringanan dari-Nya untuk umatmu.” 

Lalu aku kembali, dan Allah meringankan untukku sebanyak sepuluh kali salat. Lalu aku kembali kepada Nabi Musa, dan ia ternyata mengatakan perkataan yang sama, lalu aku kembali lagi dan Allah meringankan untuku sepuluh kali salat lagi. Aku kembali kepada Nabi Musa, dan ternyata ia mengatakan hal yang serupa, lalu aku kembali lagi kepada-Nya, dan Dia meringankan sepuluh salat lagi untukku. Maka  aku diperintahkan untuk mengerjakan sepuluh kali salat setiap harinya, dan ternyata Nabbi Musa masih mengatakan hal yang serupa. 

Aku kembali lagi kepada Rabbku, akhirnya Dia memerintahkan untuk mengerjakan salat lima waktu, dan aku kembali lagi kepada Nabi Musa, lalu dia bertanya, “Apakah yang diperintahkan kepadamu?” Aku menjawab, “Aku diperintahkan unutk mengerjakan salat lima waktu setiap hari.” Nabi Musa berkata, “Sesungguhnya umatmu tidak akan mampu mengerjakan salat lima waktu setiap hari. Sesungguhnya aku telah mencoba orang-orang sebelummu dan aku telah memerintahkan kaum Bani Israil dengan perintah yang berat (ternyata mereka tidak mampu mengerjakannya), maka kembalilah kamu kepada Rabbmu, dan mintalah keringanan dari-Nya untuk umatmu.”  Aku menjawab, “Aku telah banyak meminta kepada Rabbku sehingga aku merasa malu kepada-Nya, sekarang aku rela dan berserah diri saja (kepada-Nya).” Ketika aku melewatinya (Nabi Musa), terdengarlah suara menyeruku, “Aku telah menugaskan kefarduan-Ku, dan Aku telah memberi keringanan kepada hamba-hamba-Ku.” 

Riwayat Bukhari dan Muslim melalui Ibnu Sha’sha’ah




Tidak ada komentar:

Posting Komentar