Minggu, 01 Juli 2012

Tornado



Tornado berasal dari kata Tronada (Spanyol), Tonare (Latin) dan kerap dikenal dengan istilah Twister dan Willy-willy. Di Indonesia raja angin ini disebut dengan angin putting beliung atau angin leysus. Dari definisinya, tornado dapat diartikan sebagai putaran yang kencang dari suatu kolom udara yang terbentuk dari awan cumulonimbus (Cb) yang telah menyentuh tanah, biasanya tampak sebagai corong awan (funnel cloud) dan kerap disertai dengan badai angin dan hujan petir atau batu es. 

Penyebab terbentuknya angin tornado
Terjadinya angin tornado disebabkan oleh perubahan lapisan udara, dalam hal ini jika lapisan udara dingin berada diatas lapisan udara panas. Udara panas naik dengan kecepatan 300-an km/jam, udara yang menyusup dari sisi inilah yang mengakibatkan angin berputar sehingga membentuk tornado, dan bila sudah sempurna maka sebuah tornado bisa memiliki kecepatan hingga 400 km/jam serta lebar cerobong antara 15 – 365 meter. 

Mekanisme terjadinya angin tornado :
Terjadinya angin tornado sangat terkait erat dengan fase tumbuh awan Cumulonimbus(Cb) sbb :

a.       FaseTumbuh.
Dalam awan terjadi arus udara naik ke atas yang kuat. Hujan belum turun, titik-titik air maupun kristal es masih tertahan oleh arus udara yang naik ke atas puncak awan.

b.      Fase Dewasa/Masak.
Titik - titik air tidak tertahan lagi oleh udara naik ke puncak awan. Hujan turun menimbulkan gaya gesek antara arus udara naik dan turun. Temperatur massa udara yang turun ini lebih dingin dari udara sekelilingnya. Antara arus udara yang naik dan turun dapat timbul arus geser memuntir,membentuk pusaran. Arus udara ini berputar semakin cepat, mirip sebuah siklon yang "menjilat" bumi sebagai angin puting beliung. Terkadang disertai hujan deras yang membentuk pancaran air (water spout).

c.       Fase Punah.
Tidak ada massa udara naik. Massa udara yang turun meluas diseluruh awan. Kondensasi berhenti. Udara yang turun melemah hingga berakhirlah pertumbuhan awan Cb.

 Adapun ciri - ciri dari angin tornado, yaitu:
a.       Terjadi terutama di daerah yang kurang vegetasi dan kota yang banyak gedung-gedung penyebab panas di daratan.
b.      Lebih sering terjadi pada peralihan musim kemarau ke musim hujan.
c.       Lebih sering terjadi pada siang atau sore hari, tapi terkadang pada malam hari.
d.      Awan itu ketebalannya bisa mencapai 9 kilometer, dan puncak awan bisa berupa es. Ciri-ciri selanjutnya, sesaat sebelum kejadian tornado, biasanya berembus angin sepoi yang berasa dingin disekitar tempat kita berdiri.
e.      Kejadiannya singkat, antara 3 hingga 10 menit, setelah itu diikuti angin kencang yang kecepatannya berangsur melemah.
f.        Terjadi di tempat dengan radius jangkuan 5 hingga 10 km. Ini adalah topan terburuk yang pernah terjadi di Australia selama 100 tahun.

Klasifikasi Tornado
Tornado dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis dan skala kerusakannya. Berdasarkan jenisnya, tornado dibedakan atas :

a.       Weak Tornado
Dikategorikan demikian karena waktu berlangsungnya sangat singkat antara 1 hingga 10 menit atau lebih, sebagian besar memiliki ukuran kecil dengan daya perusak yang kecil - umumnya berskala F0 – F1 - serta kecepatan angin kurang dari 112 mph. Persentase jumlah kematian yang diakibatkan tornado lemah kurang dari 5% dari keseluruhan kematian yang disebabkan tornado. Jenis ini paling banyak di antara jenis lainnya, mencakup 88% dari total keseluruhan kejadian tornado.

b.      Strong Tornado
Berlangsung selama 20 menit atau bahkan lebih, umumnya berukuran kurang lebih 10 m dengan daya perusak kuat - berskala F2 – F3 - serta kecepatan angin antara 113 - 206 mph. Kematian yang diakibatkan tornado ini mencakup hingga 30%. Tornado kuat mencakup 11% dari jumlah keseluruhan kejadian tornado.

c.       Violent Tornado
Tornado ini dapat berlangsung cukup lama melebihi 1 jam dan dapat melintasi bermil-mil sebelum menghilang dengan daya perusak yang sangat kuat - F4 – F5 - serta kecepatan angin lebih dari 205 mph. Jenis ini paling banyak merenggut korban jiwa mencapai 70% kematian dari keseluruhan. Sangat jarang terjadi sehingga hanya mencakup 1% dari jumlah keseluruhan kejadian tornado.

Dr. T. Theodore Fujita mengembangkan suatu metode untuk mengklasifikasikan tingkat kerusakan yang dihasilkan oleh tornado. Metode ini dikenal dengan nama Skala Fujita dengan deskripsi sebagai berikut :

a.       Skala F0
Kecepatan (Mph) : < 73
Tingkat kerusakan : Ringan, beberapa kerusakan pada cerobong asap; dahan pohon patah dan daun-daun tercabut; pohon-pohon berakar dangkal terdorong; papan- papan penunjuk rusak dan roboh.
b.      Skala F1
Kecepatan (Mph) : 73 - 112
Tingkat kerusakan : Sedang, atap rumah berhamburan; rumah semi-permanen bergeser bahkan roboh; pohon besar tumbang; kaca yang tidak kuat pecah; seng dan asbes beterbangan.
c.       Skala F2
Kecepatan (Mph) : 113 – 157
Tingkat kerusakan : Signifikan, atap rumah dari kayu dan tanah liat terbang; rumah semi-permanen roboh; mobil terbalik; pohon besar tercabut; misil ringan terpicu; mobil terangkat dari permukaan tanah.
d.      Skala F3
Kecepatan (Mph) : 158 – 206
Tingkat kerusakan : Berat, atap beterbangan dan dinding rumah permanen rusak parah bahkan roboh; kereta api terbalik; sebagian besar pohon di hutan tercabut; mobil besar terlempar dari permukaan tanah.
e.      Skala F4
Kecepatan (Mph) : 207 – 260
Tingkat kerusakan : Hebat, rumah permanen porak poranda; bangunan dengan pondasi semi-permanen tersapu; misil besar terpicu; mobil dan benda berat lainnya terlempar beterbangan; semua pohon beterbangan.
f.        Skala F5
Kecepatan (Mph) : 261 – 318
Tingkat kerusakan : Sangat hebat, rumah dengan kerangka yang baik pondasinya tersapu; Misil berukuran besar beterbangan di udara hingga 100 meter;


1 komentar: