Aku sangat yakin memelukmu melebihi segala kenikmatan yang
pernah ada..
Tapi bahkan saat aku hadir dihadapanmu, tak sekalipun hingga
hari ini bisa bertahan lebih dari lima menit untuk tetap berjalan lurus dijalur
yang ada..
Entahlah.. Saat itu otak selalu bergetar mencari banyak hal
lain yang menuntut untuk segera dipikirkan..
Tidakkah ada suatu peredam yang bisa membuatnya lebih
tenang..??
Aku sangat yakin engkau lebih indah dari segala hal yang
pernah aku lihat..
Tapi aku tak ingin berbohong, perempuan cantik yang engkau
ciptakan itu tetap lebih berpengaruh..
Aku masih lebih sigap ketika dipanggil olehnya dari pada
mendengar seruanmu..
Aku bisa dengan segera lebih segar ketika diajak bepergian
olehnya, dan tak terkantuk-kantuk seperti saat mendengar cerita tentangmu di
pengajian ba’da subuh setiap paginya..
Aku sangat yakin dengan segala hal tentangmu..
Simpulan yang engkau berikan melebihi segala kesempurnaan
dalam disiplin ilmu yang pernah aku pelajari..
Tak ada asumsi, tak ada pengabaian..
Terjawab semuanya tanpa cacat..
Tapi tidakkah aku orang yang munafik..?
Karena pada kenyataannya aku lebih banyak memikirkan
disiplin ilmu yang penuh dengan asusmsi dan pengabaian tersebut..
Haruskah aku menuntutmu untuk membawa ku terbang ketempatmu
dan mengembalikannya kembali ke tempat ini agar jiwaku bisa terbuka dan bisa
benar-benar melihatmu untuk menjadikanmu
nomer satu..?
Sungguh betapa lemah dan bodonya aku jika menuntut
demikian..
Tak cukupkah dengan melihat tanda-tanda kebesaran yang
engkau berikan untuk bisa membuatku paham dan mengerti tentang segala hal yang
harus aku kerjakan disini..?
Apa iya harus melihat ekor waktu agar aku bisa mengerjakan
semuanya dengan ikhlas dan penuh kesungguhan..?
Aku masih terlalu lemah..
Dengan segala ketidak pastian akan waktu pemberhentian..
Ini menjadi hal yang sangat menakutkan bagiku..
Betapapun aku terus mencoba untuk mencari dan menemukan..
Dan segala ketetapan menjadi hak mu atas segala yang telah
tercipta..
Ketika aku tak bisa menjadi besar..
Maka aku mohon , jadilah yang besar didalam jiwaku..
Ketika aku berjalan melenceng..
Maka aku mohon, pekakanlah telingaku mendengar suara hati
saat aku berjalan sendiri..
Yang tak terlihat sering mendatangkan keraguan..
Karena mata tak mampu menembus tembok yang tak transparan..
Kita berbekal hati yang bisa melihat sangat dalam menembus
dimensi tanpa batas..
Namun ia sering tak dipedulikan sehingga menjadi begitu
kecil dan getarannya tak terdengar..
Wah,,, si kaka lagi galau yah?" hhe :D
BalasHapuskeren ka',
follow blog sya juga ya ka' :D
arif3cahyadi.blogspot.com :D
ndak galau itu..
BalasHapushhati sedang berbicara, hehe..
siap..