Besi dan Berlian

Melempar berlian ketengah lautan..
Dan mengambil sebongkah besi untuk menjaganya agar tidak berkarat..
Sepertinya hanya orang bodoh saja yang melakukan hal tersebut..
Yaaa.. hanya orang bodoh..
Bodoh.. sangat bodoh..

Bahasa sang berlian terlalu tinggi..
Kesalahan memahami arti yang pernah aku lakukan membuatku merasa takut untuk mengartikannya kembali..
Kebingungan yang aku alami membuatku melemparnya ke laut..
Beribu kali aku berteriak jika aku tidak mengerti..
Namun sang berlian selalu diam dan membuatku putus asa..

Aku terlalu lemah untuk terus menjaga kebisuanmu..

Tak banyak..
Aku hanya ingin mendengar sedikit nada darimu tentang tujuan yang sama di masa depan..
Begitupun sudah cukup bagiku untuk tetap berdiri disini jutaan tahun..
Aku pikir hal seperti itu tidak melanggar aturan yang ada..
Karena kita akan tetap berjalan di jalur maisng-masing..
Namun kamu terlalu takut untuk merasakan kekecewaan atas hasil yang tak sama..

Baiklah..
Jika saat ini Tuhan memberikan peran kepadaku untuk menjaga sebongkah besi..
Sepertinya aku harus mengubah langkah..
Karena besi dan berlian itu tak sama..

Besi yang tak terjaga..
Akan dipenuhi karat yang merusak..

Tentang berlian..
Tuhan yang merajai kerajaan di langit dan di bumilah pemilik sepenuhnya..
Sejauh apapun aku melempar..
Sedalam apapun laut yang menenggelamkannya..
Hanya dengan kata ‘’Kun”, suatu hari mungkin aku bisa menemukannya lagi dan mengambil kembali peran yang sempat hilang..
Namun jika tidak..
Menjaga sebuah besi agar tetap berkilau sudah lebih dari cukup untuk menjadikanku seorang kesatria..

Terimakasih..
Terimkasih telah membuatku berlari naik turun gunung untuk mempelajari banyak hal..
Terimkasih telah membuatku mengokohkan sayap terbang tinggi melihat dunia dari puncak tertinggi..
Terimakasih telah membuatku berjuang membuat sebuah kotak penyimpanan yang ternyata tak terlampau kuat untuk menjagamu dari dalam..

I wish nothing but the best for you..
Sayonara sensei.. :)